Abstract:
Saat ini, eksistensi dan peran pasar tradisional terus mengalami degradasi atau penurunan seiring dengan berkembangnya pasar modern di perkotaan. Revitalisasi pun muncul sebagai usaha untuk memperbaiki kondisi fisik maupun non fisik tanpa menghilangkan potensi yang dimiliki pasar tradisional. Walaupun pada beberapa kasus revitalisasi telah berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja, namun dalam beberapa kasus lain tidak demikian halnya. Pasar Sarijadi, Bandung dan Pasar Modern BSD City, Tangerang Selatan keduanya merupakan pasar tradisional yang telah direvitalisasi namun memberikan performa yang berbeda
dalam mendatangkan pengunjung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan teknik evaluasi pasca huni (POE) untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan pasar tradisional dari tiga elemen performa bangunan (elemen teknis, elemen fungsional dan elemen perilaku pengguna) dan bagaimana pengaruhnya pada pasar tradisional
dalam mendatangkan pengunjung. Pada akhir penelitan ini, dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat beberapa aspek performa bangunan yang belum terpenuhi oleh Pasar Sarijadi, Bandung, namun terpenuhi oleh Pasar Modern BSD City, Tangerang Selatan sehingga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang dan berbelanja, dimana Pasar Sarijadi, Bandung memiliki minat pengunjung yang relatif rendah sedangkan Pasar Modern BSD City, Tangerang Selatan memiliki minat pengunjung yang relatif
tinggi.