Abstract:
Suku Nimbar merupakan salah satu dari banyak suku bangsa yang ada di Indonesia.
Mereka mendiami pulau Tanimbar Kei, Maluku Tenggara. Suku ini memiliki
keanekaragaman budaya yang unik. Dahulu orang Tanimbar hidup rukun dalam suatu
wilayah di Maluku, namun karena alasan peperangan, mereka harus mencari wilayah baru dan tiba di pulau yang mereka sebut Tanimbar atau dalam bahasa asli Suku Nimbar berarti "terdampar". Suku-suku dari berbagai penjuru Nusantara seperti Buton, Bugis, dan sukusuku di Maluku, seperti Seram, Halmahera, Lease, dan lainnya, berlayar dan tinggal di pulau Tanimbar Kei dan menjadi bagian dari Suku Nimbar. Hal ini menjadikan Desa Tanimbar Kei sebagai desa yang kaya akan keanekaragaman budaya. Kampung Atas memiliki peran penting dan karakterisitk yang unik dalam masyarakat Suku Nimbar. Hal ini dikarenakan, Kampung Atas merupakan kampung pertama yang didirikan di Pulau Tanimbar, menjadikannya sebagai kampung yang memiliki kesakralan yang tidak bisa dibandingkan dengan kampung-kampung lain di pulau tersebut. Keseluruhan kampung atas terdiri atas Rahan atau rumah adat yang sangat dijaga karena bagi masyarakat Suku Nimbar, rahan adalah pernyataan hidup yang selaras dengan alam. Selain itu, setiap rahan memiliki fungsi khusus yang dimaksudkan untuk kelanjutan ritual-ritual adat dan penghormatan kepada roh leluhur yang telah melindungi alam Tanimbar Kei. Kampung Atas memiliki peran yang unik karena di sana keragaman budaya yang dulunya dapat menyebabkan peperangan internal, diwujudkan dalam perdamaian dan kekerabatan melalui sistem yang sudah menjadi budaya leluhur Suku Nimbar yang disebut dengan filosofi "Ain ni Ain" yang berarti "kita semua satu atau sama". Filosofi ini mengakar pada sistem hukum, kekerabatan, dan arsitektur permukiman. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif, pengamatan objektif terhadap bentuk tatanan fisik permukiman yang dipengaruhi keadaan sosial, dalam hal ini adat Suku Nimbar yang berlaku. Aspek yang ditinjau melalui karakteristik dalam skala lingkungan, skala hunian, dan aspek yang berkaitan dengan aturan adat terhadap penataan permukiman mencakup pola permukuman, orientasi, dan sirkulasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis buku “House Form And Culture” oleh Amos Rapoport serta buku teori karakteristik permukiman oleh Constantinos A. Doxiadis.