Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil garam. Umumnya garam di Indonesia diperoleh dengan proses penguapan dari air laut oleh petani garam, tetapi garam yang dihasilkan tersebut masih belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu kadar NaCl di atas 98,5%.Umumnya proses pemurnian garam di Indonesia menggunakan metode pencucian, pengendapan, dan rekristalisasi, tetapi kualitas garam yang dihasilkan masih belum memenuhi standar, metode rekristalisasi dapat menghasilkan garam yang memenuhi standar tetapi membutuhkan energi yang besar. Pada penelitian ini, pemurnian garam akan dilakukan dengan metode hidroekstraksi yang prosesnya cukup mudah, tidak membutuhkan energi yang besar, dan dapat menghasilkan garam dengan kemurnian hingga 99,8%. Penelitian ini mengkaji parameter - parameter yang berpengaruh pada proses hidroekstraksi seperti rasio F : S dan ukuran partikel sehingga diharapkan penelitian ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas garam rakyat.
Pemurnian garam dengan proses hidroekstraksi dilakukan secara batch. Larutan garam jenuh dan padatan garam rakyat dikontakkan dalam sebuah tangki berpengaduk dengan kecepatan pengadukan 50 rpm. Garam yang dimumikan adalah garam rakyat K1, K2, dan K3. Hidroekstraksi dilakukan dengan memvariasikan rasio F : S (1 : 30, 1 : 35, 1 : 40, 1 : 50, 1 : 55, 1 : 70, dan 1 : 80) dan ukuran partikel ( -2,5+5 mesh dan -40+50 mesh). Garam basil hidroekstraksi akan dianalisis kadar NaCl, Ca2 +, dan Mi+. Kadar NaCL dianalisis menggunakan titrasi argentometri dan kadar Ca2+ dan Mi+ dianalisis menggunakan titrasi kompleksometri mengacu pada ASTM E534-98.
Pemurnian garam rakyat dengan proses hidroekstraksi batch dalam penelitian ini menghasilkan garam dengan kadar NaCL tertinggi 99,61 % dan penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ terbesar masing - masing 80,97 % dan 86,66 %. Kondisi optimum proses pemurnian garam dengan metode hidroekstraksi batch diperoleh pada variasi percobaan rasio F : S 1 : 75,39 dan ukuran partikel -40+50 mesh untuk garam Kl dan rasio F : S 1 : 80 dan ukuran partikel -40+50 mesh untuk garam K2 dan K3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin besar jumlah pelarut dan semakin kecil ukuran partikel garam yang digunakan pada proses hidroekstraksi batch, maka semakin besar peningkatan kadar NaCL dan penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh.