Abstract:
Pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari beberapa kelompok yaitu
Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, Perguruan Tinggi Asing dan Perguruan Tinggi Kementerian Lain. Keberadaan perguruan tinggi di Indonesia mayoritas berkedudukan di wilayah Pulau Jawa terutama Jawa Barat yaitu Kota Bandung dan didominasi oleh Perguruan Tinggi Swasta. Hal tersebut sejalan dengan jumlah pelajar/mahasiswa di Kota Bandung yang menduduki posisi kedua terbanyak setelah pekerjaan wiraswasta. Jumlah lembaga perguruan tinggi dan pelajar/mahasiswa di Kota Bandung mengharuskan Perguruan Tinggi Swasta bersaing dengan menunjukkan keunggulan yang dimiliki dibanding pesaing. Keunggulan bersaing tersebut tentunya dipengaruhi oleh berbagai variabel persaingan yang menjadi perhatian Perguruan Tinggi Swasta seperti peningkatan kualitas dan mutu yang diakui secara nasional maupun internasional, dan pemanfaatan teknologi digitalisasi. Persaingan lain yang dihadapi Perguruan Tinggi
Swasta adalah kehadiran Perguruan Tinggi Asing di Indonesia dan eksistensi
Perguruan Tinggi Negeri. Berkaitan dengan itu, dalam menghadapi persaingan dengan perguruan tinggi lainnya, Perguruan Tinggi Swasta perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal yang berdampak pada pengembangan bisnisnya. Faktor eksternal tersebut akan diidentifikasi menggunakan PESTEL untuk menganalisis lingkungan makro dan kedua, yaitu Five Forces Porter untuk menganalisis konsep. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan metode studi kasus terhadap 3 Perguruan Tinggi Swasta sebagai objek penelitian yaitu Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Islam Bandung, dan Institut Teknologi Nasional. Sumber data pada penelitian ini terbatas pada data sekunder yaitu jurnal, website berita,
website perguruan tinggi yang bersangkutan, data-data dari Badan Pusat Statistik, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Dari analisis PESTEL, penulis menemukan bahwa faktor-faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan hukum mempengaruhi persaingan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung. Selain itu, pada analisa Five Forces Porter menunjukkan bahwa kehadiran pendatang baru seperti Perguruan Tinggi Asing, pesaing utama yaitu Perguruan Tinggi Negeri, dan kekuatan tawar pembeli memiliki pengaruh yang tinggi terhadap persaingan Perguruan Tinggi Swasta. Hasil tersebut kemudian divisualisasikan menggunakan strategic group map untuk melihat posisi akhir Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung dalam persaingan industri perguruan tinggi. Dengan demikian, diharapkan melalui analisis lingkungan eksternal ini, Perguruan Tinggi Swasta mampu mempertahankan keunggulan bersaingnya.