Rancangan sistem pengendalian management untuk siklus pendapatan pada perusahaan Lie Nie Garment

Abstract

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) pada industri tekstil dan pakaian jadi berjumlah sebesar Rp35,17 triliun pada kuartal II tahun 2022. Hal ini membuktikan adanya peningkatan pada industri textile dan pakaian jadi setelah pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis akibat dari COVID-19. Peningkatan ini kemudian berimbas kepada bisnis manufaktur garment yang mengalami peningkatan order. Berbeda dengan order yang cenderung meningkat Lie Nie Garment sebagai salah satu perusahaan garment cenderung memiliki masalah pada siklus pendapatan (Revenue Cycle). Hal ini disebabkan karena Lie Nie Garment belum memiliki sistem pengendalian management dan pencatatan pada siklus pendapatannya. Sistem pengendalian manajemen mengacu pada sarana berupa jaringan komunikasi yang terstruktur guna mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk membantu mengkoordinasikan, memvalidasi maupun memverifikasi perencanaan pencapaian tujuan dari perusahaan Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui rancangan sistem pengendalian manajemen dan pencatatan yang tepat bagi Lie Nie Garment. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif analitik. Metode analisis yang digunakan ialah metode studi kasus yang dilaksanakan dengan menggunakan wawancara dan observasi sebagai instrumen penelitian. Wawancara dan observasi dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Setelah melalui proses pengumpulan data penelitian ini kemudian disusun dengan jenis deskriptif analitik. Penelitian ini menunjukan bahwa adanya permasalahan pada proses terima order, pengaturan PPIC, proses produksi dan proses penagihan. Pada siklus pendapatan dikatakan bahwa proses produksi dan pengiriman barang jadi memiliki pengaruh yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini kemudian diusulkan adanya pembuatan standarisasi harga, pembuatan surat/dokumen kesepakatan harga, pembuatan prosedur kerja dan SOP, mengganti supervisor dengan penanggung jawab bagian, membuat laporan yang terdiri dari laporan keluar masuk barang, laporan proses produksi, laporan penagihan dan membuat laporan keuangan (neraca dan laba rugi).