Abstract:
Sebagai perusahaan yang harus membayar ganti rugi, perusahaan asuransi harus menyiapkan sejumlah cadangan teknis untuk memenuhi kebutuhan pihak tertanggung apabila terjadi klaim. Jika terdapat rentang waktu antara terjadinya klaim sampai klaim tersebut diselesaikan, hal inilah yang dikenal dengan istilah outstanding claims. Terdapat dua jenis outstanding claims, yaitu klaim Incurred but Not Reported (IBNR) dan klaim Reported but Not Settled (RBNS). Bidang usaha asuransi dapat dibedakan menjadi dua kelas, yaitu short-tail business dan long-tail
business. Long-tail business merupakan kelas bisnis pada asuransi di mana penundaan antara terjadinya klaim dan waktu penyelesaiannya membutuhkan lebih dari satu tahun. Pada kelas long-tail business cenderung menghasilkan klaim IBNR karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan klaim. Pada skripsi ini, digunakan klaim-klaim IBNR dari data data Automobile Bodily Injury Claim in Australia dari tahun 1993 sampai 1999 dan data asli dari salah satu perusahaan asuransi yang ada di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2019. Klaim-klaim
ini akan dimuat dalam run-off triangle, kemudian akan digunakan Metode Chain-Ladder untuk mengestimasi besar cadangan yang harus disediakan oleh perusahaan asuransi. Klaim-klaim ini juga dikenakan tingkat inflasi dan tingkat suku bunga dalam memperkirakan cadangan klaim. Pada Metode Chain-Ladder akan digunakan tiga metode berbeda dalam perhitungan age to age factor, yaitu mean atau rata-rata tertimbang, average, dan 5-years average. Performansi dari ketiga metode tersebut akan dibandingkan menggunakan teknik growing triangle. Dari hasil simulasi dan analisis pada data, dapat ditunjukkan bahwa metode perhitungan dengan single age-to-age loss development factor mean untuk perhitungan cadangan IBNR, memiliki
performansi yang lebih baik dalam mengestimasi cadangan klaim IBNR.