Abstract:
Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia membentuk Holding BUMN Farmasi dimana PT Kimia Farma ditunjuk sebagai anggotanya yang bertujuan untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, dengan menciptakan terobosan yang baru yang dilakukan bersama dalam pemasokan produk farmasi. Sebelumnya pada tahun 2019, PT Kimia Farma sempat mengalami penurunan pada kinerjanya hingga laba yang
dihasilkan turun sebesar 97,03%. Untuk dapat mencapai tujuan dari pembentukan Holding BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk menetapkan empat fokus yaitu menerapkan Good Corporate Governance (GCG), mendorong terwujudnya sustainable growth, membentuk task force piutang, dan memperbaiki pengelolaan persediaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kinerja keuangan dan faktor yang menyebabkan perubahan PT Kimia Farma sebelum dan selama menjadi anggota Holding BUMN Farmasi dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2018 hingga tahun 2021. Laporan keuangan tersebut akan dianalisis menggunakan analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis rasio keuangan. Metode yang digunakan oleh penulis adalah Qualitative Research, dimana data yang digunakan adalah data sekunder melalui laporan tahunan PT Kimia Farma tahun 2018 hingga tahun 2021. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah penulis lakukan, Kinerja
PT Kimia Farma sebelum menjadi anggota Holding BUMN Farmasi dapat dikatakan menurun karena perusahaan mengalami penurunan pada jumlah laba, sedangkan selama PT Kimia Farma menjadi anggota Holding BUMN Farmasi dapat dikatakan mengalami perbaikan karena dari hasil analisis vertikal, horizontal dan rasio keuangan menunjukkan hasil yang positif dibandingkan pada tahun 2019 yang menunjukkan hasil negatif dengan marjin laba bersih
mencapai 0,17% yang sebelumnya sebesar 6,33%. Dengan ditetapkannya 4 fokus utama untuk mencapai tujuan oleh perusahaan dan adanya faktor eksternal seperti pandemi covid-19
berdampak pada kinerja perusahaan yang meningkat.