Peranan metode activity-based costing dalam perhitungan harga pokok produksi terhadap peningkatan laba : studi kasus pada RMK

Show simple item record

dc.contributor.advisor Felisia
dc.contributor.author Tiffany, Linda
dc.date.accessioned 2023-08-24T03:08:53Z
dc.date.available 2023-08-24T03:08:53Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp42812
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15785
dc.description 24637 - FE en_US
dc.description.abstract Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin banyak jumlahnya dan meningkat ekspektasinya terhadap kebutuhan dasar. Hal ini membuat tingkat persaingan antar bisnis menjadi semakin ketat dan mendorong para pengusaha agar berinisiatif menciptakan daya saing masing-masing sembari tetap mempertahankan daya saing yang sudah dimiliki. Di tengah pandemi yang melanda secara global, perekonomian di Indonesia juga terkena imbasnya, tak terkecuali industri pangan. Oleh karena itu, pengusaha membutuhkan upaya untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, yakni dengan mencapai besar laba yang diharapkan. Untuk merealisasikan target ini dibutuhkan kemampuan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien, dan kemampuan merinci; menghitung; dan membebankan biaya yang timbul akibat proses produksi. Dengan demikian, dalam menentukan barang/jasa yang ingin ditawarkan dengan harga jual yang bersaing serta menentukan besar laba yang diinginkan menjadi lebih mudah. Penetapan harga jual dan besar laba tersebut memerlukan informasi terkait biaya yang ditimbulkan untuk mendapatkan barang/jasa tersebut, yang disebut sebagai harga pokok produksi (HPP). Perhitungan HPP yang lebih akurat dapat diperoleh dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC) untuk menghitung biaya-biaya yang sulit untuk dibebankan secara langsung ke barang/jasa terkait. Dalam penelitian ini, terdapat tujuan membantu suatu pengusaha pada industri pangan untuk memiliki keunggulan kompetitif berupa harga jual yang dapat bersaing namun menghasilkan besar laba optimal dari tiap menu yang ditawarkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif analitis. Adanya pengumpulan data terkait biaya-biaya yang terjadi pada bulan Agustus 2019 guna melakukan perhitungan HPP dengan menggunakan metode ABC, biaya-biaya tersebut menjadi dikelompokkan menjadi biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya nonproduksi. Hasil perhitungan HPP tersebut akan dibandingkan dengan hasil perhitungan HPP yang dilakukan oleh pemilik usaha. Dengan demikian, akan dapat ditarik kesimpulan dan diberikan saran yang dapat membantu pemilik mempertahankan kelangsungan usahanya. Berdasarkan hasil penelitian, RMK menggunakan metode konvensional untuk perhitungan HPP produknya. Selain itu, terdapat biaya-biaya yang tidak diperhitungkan oleh RMK seperti biaya transportasi, biaya parkir, biaya penyusutan, dan sebagainya; sehingga RMK kurang tepat dalam mengklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan RMK mengalami overcosted sebesar Rp 1,936 (ayam goreng), Rp 3,052 (rawon), dan Rp 4,327 (sop buntut). Oleh karena itu, RMK disarankan agar menggunakan metode ABC dalam perhitungan HPP menu makanan yang ditawarkan kepada pelanggan, sehingga pengambilan keputusan terkait penetapan harga jual dengan besar laba yang diinginkan lebih tepat. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Activity-Based Costing en_US
dc.subject Harga Pokok Produksi en_US
dc.subject Laba en_US
dc.title Peranan metode activity-based costing dalam perhitungan harga pokok produksi terhadap peningkatan laba : studi kasus pada RMK en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014130138
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0401028301
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI604#Akuntansi


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account