Resolusi konflik menurut pemikiran Johan Galtung dilengkapi oleh pemikiran Eric Weil

Show simple item record

dc.contributor.advisor Heatubun, Fabianus Sebastian
dc.contributor.author Siregar, Lamro
dc.date.accessioned 2023-08-21T02:00:12Z
dc.date.available 2023-08-21T02:00:12Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp43463
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15751
dc.description 675 - FF en_US
dc.description.abstract Konflik pada hakikatnya dapat menjadi penghancur dan pencipta kehidupan. Supaya konflik dapat menciptakan kehidupan, caranya mengangkat konflik keranah studi perdamaian sebagai studi akademik. Tujuannya, supaya manusia mengetahui mengapa konflik dapat terjadi, melalui teori. Sebab teori bagian yang tidak terpisahkan dari studi academic. Menurut Galtung bahwa setiap konflik memiliki pola konstruk segitiga, yaitu sikap, perilaku, dan kontradiksi, baik dari sisi manifes yaitu aktor, dan laten struktur dan kultural. Fungsi dari teori adalah menjelaskan pola konstruk segitiga. Sehingga konflik yang pasti dapat ditangani dengan baik melalui diagnosa, prognosis, dan terapi. Namun perlu dilengkapi oleh pemikiran Eric Weil yaitu dengan berfilsafat. Sebab Weil menganggap manusia yang dapat menghindari konflik tanpa kekerasan hanyalah dengan meningkatkan kemampuan rasionalnya. Sedangkan untuk meningkatkan potensi rasionalitas manusia itu dengan berfilsafat. Maka studi perdamaian dan filsafat adalah dua pedang yang dapat digunakan untuk menciptakan konflik mengarah pada perdamaian. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Filsafat Fakultas Filsafat - UNPAR en_US
dc.title Resolusi konflik menurut pemikiran Johan Galtung dilengkapi oleh pemikiran Eric Weil en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6121801004
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0420015701
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI612#Ilmu filsafat


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account