dc.description.abstract |
Dalam beberapa tahun ini di seluruh dunia telah menghadapi pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh faktor industri dari kesehatan hingga ekonomi dunia. Hal tersebut membuat ketakutan di beberapa sektor industri termasuk perbankan. Memberikan dampak negatif dan positif di dunia. Dengan adanya pandemi dalam hal positif mempercepat pengguna internet di lodonesia dan memberikan hal negatif dalam peningkatan pinjaman dan kredit macet di sektor perbankan. Penulis menggunakan metode RGEC dalam menilai kesehatan bank dalam melihat kesehatan PT. Bank Central Asia Tbk sebelum dan disaat pandemi. RGEC yang terdiri dari Risk Profile, Governance, Earning, Capital. Dapat dikatakan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan suatu cerminan bahwa suatu bank dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam hal ini akan digunakan Metode RGEC dan Hasil dari Peringkat Komposit yang menentukan hasil tingkat kesehatan suatu bank. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pengumpulan data sekunder melalui laporan tahunan yang dilaporkan dan didapatkan pada situs resmi bank BCA pada tahun 2018 - 2021. Data tersebut akan diolah dan dihitung menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL), Loan Deposit Ratio (LDR), Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil Perhitungan tersebut akan menjadi suatu penilaian sebhat dan tidak sehat berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia. Hasil pada penelitian ini menunjukan peringkat tingkat kesehatan Bank secara komposit yang sudab dihitung menggunakan metode RGEC pada tahun 2018 - 2021 mendapatkan penilaian satu yang masuk kedalam kategori sangat sehat. Maupun mengalami perubahan dengan adanya pandemi yang ditandai dengan perubahan pada rasio pada risk profile, tidak memberikan dampak pada tingkat kesehatan bank BCA. |
en_US |