Abstract:
Saniter merupakan kebutuhan masyarakat dalam negeri yang permintaannya sangat berkaitan dengan sektor properti. Besarnya potensi sektor properti dapat dimanfaatkan banyak perusahaan untuk mengembangkan bisnis saniter, salah satu perusahaan saniter adalah PT Surya Pertiwi Tbk. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) adalah perusahaan yang bergerak di industri produk saniter sebagai distributor dan manufaktur produk saniter di Indonesia, berdiri sejak tahun 1968 dengan visi dan misinya yaitu memberikan kebutuhan customer dengan kualitas produk dan nilai estetik yang berkualitas tinggi. PT Surya Pertiwi Tbk melakukan Initial Public Offering pada tanggal 14 Mei 2018 dengan menawarkan 700 juta saham baru dengan harga Rp1.160 sehingga dana yang diperoleh sebesar Rp812.000.000.000. Penambahan modal masyarakat sebesar 40% merubah persentase kepemilikan modal pemegang saham perusahaan. Tujuan penggunaan dana dari Initial Public Offering akan digunakan untuk pembayaran hutang perusahaan, ekspansi, dan penambahan modal kerja. Melihat perusahaan melakukan ekspansi disaat terjadinya pandemi dan penjualan turun serta laba tahun berjalan yang menurun drastis setelah Initial Public Offering menjadi urgensi penelitian penulis untuk menganalisis perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini merupakan descriptive research dengan menggunakan metode penelitian applied research. Penelitian menggunakan pendekatan longitudinal yang mempelajari perkembangan sejalan dengan perubahan waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Hasil analisis menunjukan bahwa perkembangan kinerja keuagan perusahaan setelah melakukan Initial Public Offering dan ekspansi cenderung mengalami trend penurunan. Laba bersih perusahaan yang dihasilkan menurun akibat beban operasional yang bertambah seiring dilakukannya ekspansi karena tidak terbantu oleh rendahnya penjualan. Dilihat dari analisis rasio keuangan perusahaan yang tidak likuid, aktivitas perusahaan yang kurang efektif dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba rendah. Perusahaan dinilai mampu membiayai aset perusahaan dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya serta perusahaan memiliki kemampuan membayar bunga yang sangat tinggi. Aktivitas operasi perusahaan memiliki nilai positif dan meningkat setiap tahunnya. Ekspansi dilakukan setiap tahun secara bertahap dengan menggunakan dana pinjaman bank dan dana dari Initial Public Offering. Di tahun 2020 – 2021 perusahaan sudah memulai melakukan pembayaran hutang, ekspansi yang dilakukan juga tidak terlalu besar, serta arus kas operasi perusahaan membaik. Perusahaan harus memperbaiki strategi marketing agar dapat meningkatkan penjualan dan menambah peluang ketika situasi ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan. Perusahaan juga harus lebih hemat dalam menjalankan operasional perusahaan karena perusahaan berhadapan dengan situasi yang tidak pasti.