Abstract:
Pada sistem kerja ojek online, pengemudi dituntut untuk memperoleh penilaian atau rating tertentu agar terhindar dari pemutusan kemitraan. Tingkatan penilaian yang diterima oleh pengemudi memungkinkan pengemudi melakukan pelanggaran lalu lintas. Pengemudi berusaha untuk menyesuaikan diri agar target dapat dicapai, walaupun harus melanggar lalu lintas. Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh penilaian kualitas pelayanan pengemudi ojek online terhadap frekuensi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan. Data yang digunakan berupa data primer dari hasil penyebaran kuesioner secara daring pada pengemudi ojek online di wilayah Jabodetabek. Data dianalisis menggunakan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis faktor menghasilkan dua faktor utama, yaitu pelanggaran aturan lalu lintas dan pelanggaran yang dapat memecah konsentrasi pengemudi. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa rating ditemukan berpengaruh signifikan negatif terhadap frekuensi pelanggaran yang dapat memecah konsentrasi pengemudi. Namun, rating ditemukan tidak berpengaruh signifikan pada frekuensi pelanggaran aturan lalu lintas. Variabel perilaku menolak order dan meminta pengguna layanan membatalkan order ditemukan berpengaruh signifikan positif terhadap frekuensi pelanggaran aturan lalu lintas dan juga frekuensi pelanggaran yang dapat memecah konsentrasi pengemudi. Variabel membatalkan order hanya ditemukan berpengaruh signifikan positif terhadap frekuensi pelanggaran aturan lalu lintas. Pengemudi dengan rentang usia 26-35 tahun cenderung lebih sering melakukan pelanggaran yang dapat memecah konsentrasi dibandingkan usia lainnya.