Perbandingan penentuan batas susut dengan menggunakan metode merkuri dan wax : studi kasus tanah di daerah Kota Bandung Raya

Show simple item record

dc.contributor.advisor Widjaja, Budijanto
dc.contributor.advisor Pratama, Ignatius Tommy
dc.contributor.author Thifaldi, Viqbalias
dc.date.accessioned 2023-07-10T05:49:47Z
dc.date.available 2023-07-10T05:49:47Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41955
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15457
dc.description 6678 - FTS en_US
dc.description.abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penentuan nilai shrinkage limit (batas susut) menggunakan dua metode, yaitu metode merkuri dan wax. Shrinkage limit, atau dalam Bahasa Indonesia merupakan batas susut, menurut ASTM D4943 adalah kadar air yang mengacu pada jumlah air yang diperlukan untuk mengisi seluruh pori (voids) pada tanah kering setelah penyusutan. Nilai kadar air pada batas susut ini mendekati nilai kadar air terendah di mana tanah masih tersaturasi selama proses pengeringan. Shrinkage limit dapat ditentukan dengan dua metode umum, yaitu wax dan merkuri. Penggunaan merkuri dalam proses penentuan shrinkage limit memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu perlu digunakan metode alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia yaitu metode wax. Setiap metode dilakukan terhadap 10 sampel tanah yang terdiri dari kaolin, bentonite, dan 8 lokasi sampel tanah asli. Setiap kali percobaan menggunakan tiga buah sample tanah. Dari hasil pengujian didapat bahwa hasil batas susut dari metode wax sudah mendekati hasil dari metode merkuri. Nilai dari metode wax 0,97 kali lebih kecil dibanding hasil dari metode merkuri. Dari kedua metode tersebut pun bisa didapatkan nilai linear shrinkage yang mendekati hasil pengujian linear shrinkage berdasarkan BS1377-2:1990. Korelasi antara batas susut dengan % clay, % butir halus, batas plastis, dan shrinkage index memberikan hasil yang memuaskan. Korelasi dengan % clay, % butir halus, dan shrinkage index memperlihatkan ada hubungan berbanding terbalik yang cukup jelas. Sementara korelasi antara batas susut dengan batas plastis memperlihatkan adanya hubungan berbanding lurus yang juga cukup jelas dan memuaskan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Batas-Batas Atterberg en_US
dc.subject Batas Susut en_US
dc.subject Metode Wax en_US
dc.subject Metode Merkuri en_US
dc.title Perbandingan penentuan batas susut dengan menggunakan metode merkuri dan wax : studi kasus tanah di daerah Kota Bandung Raya en_US
dc.type Final Reports (Diploma) en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017410157
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0428067101
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0402089303
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI610#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account