Abstract:
Saluran irigasi Cibarani digunakan oleh masyarakat di sekitar DAS Cikapundung sebagai sistem
drainase dan sebagai sumber air di tempat pemacingan. Berdasarkan hasil pengujian sampel yang telah
dilakukan, kualitas air di saluran irigasi Cibarani tidak memenuhi kriteria baku mutu air kelas II
dikarenakan adanya buangan limbah domestik yang masuk ke dalam saluran irigasi. Sejumlah studi
terdahulu telah dilakukan guna mengidentifikasi pengendalian pencemaran yang terjadi baik dari
pengaturan volume dan kualitas air limbah, pengaturan debit aliran masuk, dan penggunaan baffle.
Saluran irigasi Cibarani memiliki sebuah terjunan yang dapat meningkatkan kualitas air saluran irigasi
Cibarani, namun studi-studi terdahulu tidak ada yang memodelkan terjunan secara rinci. Studi ini
ditujukan untuk mengkaji secara lebih rinci pengaruh terjunan yang terdapat pada saluran irigasi
Cibarani dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kualitas air khususnya parameter oksigen terlarut
atau dissolved oxygen (DO). Untuk memodelkan hidraulik aliran dan kualitas air sepanjang Saluran
Cibarani, studi ini menggunakan model HEC-RAS satu dimensi. Terjunan dimodelkan dengan
menggunakan 3 alternatif, yaitu ambang tajam, dinding tegak, dan saluran curam dimana terjunan
dengan konfigurasi ambang tajam memberikan hasil yang lebih logis dengan nilai koefisien reaerasi
sebesar 37,5/hari dan nilai RMSE sebesar 0,48. Penempatan konfigurasi serupa di sisi hulu Saluran
Cibarani diketahui mampu meningkatkan konsentrasi DO dengan nilai rata-rata 3,47 mg/L. Guna
memenuhi baku mutu yang disyaratkan yaitu nilai DO sebesar 4,0 mg/L, studi ini kemudian
memodelkan pengaturan pintu air dengan debit sebesar 0,07 m3/s. Kombinasi peningkatan debit aliran
masuk dan penempatan terjunan berhasil memberikan peningkatan konsentrasi DO pada Saluran
Cibarani sebesar 3,9 – 6,0 mg/L. Peningkatan konsentrasi DO ini juga diketahui tidak banyak
mengalami perubahan apabila debit air ditingkatkan.