Abstract:
Beton merupakan material yang paling banyak digunakan di dunia konstruksi karena memiliki sejumlah keunggulan. Akan tetapi, pemakaian beton juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan beton perlu dikelola sebaik mungkin agar dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan meninjau sistem konstruksi beton yang mempertimbangkan faktor green construction, kemudian menghasilkan suatu sistem penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dari sistem konstruksi tersebut. Penelitian ini dimulai dengan studi literatur mendalam dan diikuti dengan pengumpulan data terkait green construction dan sistem konstruksi beton. Metode wawancara terstruktur dilakukan kepada beberapa produsen beton pracetak dan kontraktor green construction untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem konstruksi beton konvensional dan beton pracetak. Selanjutnya Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk mengetahui bobot dari kedua sistem tersebut terhadap faktor penentu green construction dari konstruksi gedung yang pada umumnya meliputi minimalisasi limbah konstruksi (25,65%), kualitas hasil pekerjaan beton yang tinggi (24,11%), keselamatan, kenyamanan dan kesehatan kerja yang baik (23,07%), efisiensi penggunaan sumber daya (12,8%), efisiensi waktu konstruksi (7,88%), perencanaan site layout yang efisien (3,44%), serta mengutamakan kemampuan sumber daya lokal (3,06%). Sistem konstruksi beton pracetak lebih unggul dari sistem konstruksi beton konvensional pada enam dari tujuh faktor tersebut. Alhasil, dua indeks kinerja sistem konstruksi terhadap green construction diperoleh, yaitu 0,14 untuk sistem konstruksi beton konvensional, dan 0,86 untuk sistem konstruksi beton pracetak. Indeks tersebut kemudian akan digunakan sebagai faktor pengali dari suatu sistem konstruksi yang mempertimbangkan faktor penentu green construction pada green concrete scoring system.