Abstract:
Perkembangan teknologi yang sangat pesat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi.
Kesuksesan dalam berinvestasi dapat dilihat melalui pertumbuhan aset pada portofolio.
Meskipun begitu, tidak semua investasi memberikan imbal hasil yang positif. Oleh karena itu,
terdapat beberapa cara dalam pembentukan portofolio, salah satunya menggunakan model
optimasi portofolio. Model optimasi portofolio pertama kali ditemukan oleh Harry Markowitz
yang menggunakan pendekatan rataan-variansi atau dikenal dengan istilah Mean-Variance Portfolio
Optimization (MVPO). Meskipun begitu, model ini masih memiliki beberapa kekurangan
sehingga akan diperbaiki menggunakan pendekatan entropi, yaitu model Return Entropy Portfolio
Optimization (REPO). Metode yang digunakan untuk menyelesaikan kedua model adalah
Augmented Lagrangian. Pembentukan portofolio yang optimal tidak memperbolehkan adanya
short selling sesuai regulasi yang ada di Indonesia. Pada skripsi ini, data harga saham yang diterapkan
pada model ini berasal dari indeks LQ45 dan memiliki kapitalisasi pasar terbesar untuk
masing-masing sektor. Dalam pembentukan portofolio yang optimal, model REPO memberikan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan model MVPO. Selain itu, portofolio pada
model REPO tidak terlalu sensitif terhadap parameter toleransi risiko dan lebih terdiversifikasi
dibandingkan model MVPO. Model REPO juga tidak memiliki asumsi distribusi pada saham
sehingga terbukti lebih optimal.