Abstract:
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan wabah virus jenis baru yang pertama kali
ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada akhir tahun 2019, dan menyebar dengan cepat ke
seluruh dunia. Negara-negara yang terdampak memberlakukan berbagai intervensi non-farmasi
seperti penerapan kerja dari rumah, pembatasan mobilitas, serta pemberian himbauan kepada
masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan perlindungan pribadi. Dalam skripsi ini dibahas
pembentukan model kompartemen penyebaran COVID-19 dengan intervensi non-farmasi. Dari
model kompartemen yang terbentuk, diperoleh titik kesetimbangan endemik yang kestabilannya
ditentukan dengan kriteria kestabilan Routh-Hurwitz, dan bilangan reproduksi dasar yang
ditentukan dengan menggunakan metode matriks generasi. Untuk menekan laju penyebaran
transmisi virus, dirumuskan sebuah masalah kontrol optimal, dengan intervensi non-farmasi
sebagai kontrol, dan dicari penyelesaiannya menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kontrol paling optimal bergantung pada koefisien
transmisi, proporsi banyaknya individu terinfeksi tanpa gejala, dan persentase perlindungan
paparan virus dari vaksin. Berdasarkan simulasi numerik, diperoleh perbedaan signifikan dari
banyaknya individu yang terinfeksi antara kasus tanpa dan dengan pemberian kontrol pada
sistem. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa koefisien transmisi dan laju perkembangan
infeksi merupakan dua parameter yang terhadapnya bilangan reproduksi dasar bergantung secara
paling sensitif. Selain itu, diperoleh satu himpunan nilai-nilai parameter paling baik dari hasil
kalibrasi model dengan 50 skenario nilai-nilai parameter berbeda, menggunakan data riil.