Abstract:
Risiko dalam berinvestasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari, terutama saat terjadinya
fenomena yang mengguncang sektor perekonomian secara global. Krisis finansial 2008 dan
pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di dunia adalah contoh dari peristiwa black swan,
yaitu peristiwa yang tidak terduga dan berdampak besar. Analisis risiko pada peristiwa black
swan dapat dilakukan melalui perhitungan value at risk (VaR) dengan dua pendekatan, yaitu
simulasi historis dan ekspansi Cornish-Fisher. Perhitungan VaR dengan pendekatan simulasi
historis memiliki keterbatasan karena mengabaikan asumsi distribusi data dan hanya bergantung
pada sampel masa lalu. Maka dari itu, ekspansi Cornish-Fisher dinilai sebagai pendekatan
yang lebih baik dibandingkan simulasi data historis. Hal ini disebabkan karena pendekatan
Cornish-Fisher mempertimbangkan asumsi distribusi yang tidak normal dan faktor eksternal
seperti kemencengan (skewness) dan kurtosis dari distribusi data. Pada skripsi ini, portofolio
saham akan dibagi berdasarkan sektornya. Dengan membandingkan risiko dari tiap sektor,
kerugian maksimum akan dianalisis berdasarkan hasil estimasi VaR pada dua masa black swan di
Indonesia. Berbeda dari yang diduga, hasil estimasi VaR menyimpulkan bahwa kedua pendekatan
dapat digunakan untuk menganalisis risiko saat masa black swan. Dari dua periode ini ditemukan
keserupaan, yaitu portofolio dengan risiko terendah adalah sektor konsumer. Sektor ini diyakini
sebagai sektor yang kurang fluktuatif (ditunjukkan dari volatilitasnya yang rendah) dalam
berbagai situasi karena masyarakat selalu membutuhkan barang konsumsi.