dc.description.abstract |
Salah satu fasilitas moda transportasi yang terdapat di kawasan Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas adalah Kereta Api Bandara (KA Bandara). Lokasi stasiun tersebut yang terletak
di Dukuh Atas, memungkinkan adanya perpindahan moda penumpang yang berasal dari atau
menuju ke bandara, sehingga memudahkan pengguna untuk transit dengan moda transportasi lain
seperti Mass Rapid Transit (MRT), Kereta Rel Listrik atau Commuter Line (KRL), dan Transjakarta.
Meskipun telah hadir fasilitas KA Bandara di daerah tersebut, pada kenyataannya masih sedikit
pengguna yang memakai kereta tersebut akibat harga tiket yang mahal, kurangnya informasi terkait
KA Bandara, serta kesulitan dalam menjangkau lokasi stasiun. Eksistensi bangunan Stasiun KA
Bandara pada kawasan TOD Dukuh Atas mempengaruhi perilaku pengguna yang ada di
lingkungannya, dimana fasilitas TOD dituntut untuk menyesuaikan dan menerapkan desain secara
inklusif agar tidak merugikan aksesibilitas pengguna yang sedang diburu oleh waktu, sehingga tidak
merasa kebingungan dan menghambat aktivitas. Pada jalur kereta dari dan menuju bandara, terdapat
pengguna khusus dan berbeda dibandingkan pengguna moda lain yaitu: penumpang yang sedang
membawa koper atau barang berat. Istilah Persons with Reduced Mobility (PRM) ditujukan bagi
pengguna yang memiliki keterbatasan dalam melakukan mobilitas atau pergerakan. Karena sebagian
besar pengguna Stasiun BNI City adalah penumpang yang membawa koper, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi aksesibilitas pada Stasiun BNI City dari sudut pandang PRM dengan
keterbatasan mobilitas sementara (Persons with Reduced Mobility - temporary mobility restrictions),
khususnya bagi, namun tidak terbatas pada, pengguna membawa koper atau barang bawaan besar
lainnya. Penelitian menerapkan metode deskiptif – kualitatif, dimana data yang terkumpul bersifat
data kualitatif dan diolah dengan cara membandingkan studi literatur dengan data hasil observasi
empirik di lapangan serta wawancara untuk memperoleh data persepsi pengguna sebagai validasi.
Kesesuaian sarana aksesibilitas PRM dengan keterbatasan mobilitas sementara khususnya bagi
pembawa koper berdasarkan persyaratan teknis memperoleh nilai terkecil 59,3% hingga 74,7% di
Taman Dukuh Atas, sedangkan untuk Stasiun BNI City memperoleh nilai 61,6% sampai dengan
81,7%. Meskipun memiliki nilai diatas kriteria memadai dalam mengakomodasi aksesibilitas yang
mendukung mobilitas PRM, namun masih ditemukan beberapa aspek yang dianggap memiliki
kelemahan sehingga perlu untuk diperbaiki, seperti fasilitas dan perabot jalan yang tidak lengkap,
pemilihan material pada sarana, rambu penunjuk arah yang kurang jelas, serta dimensi sarana yang
perlu disesuaikan kembali. |
en_US |