Abstract:
Gedung Candra Naya adalah sebuah bangunan cagar budaya di daerah Jakarta yang
dibangun pada tahun 1807 atau 1867 dan direvitalisasi pada tahun 2012 menjadi fungsi
galeri dan restoran yang berdiri di tengah gedung-gedung tinggi. Bangunan ini memiliki
lingkaran pengunjung yang kecil yaitu sebagian pengunjung merupakan penghuni
apartemen dan hotel. Tingginya jumlah serta luasnya cangkupan pengunjung berkaitan
dengan ketertarikan bangunan untuk dikunjungi serta kenyamanan saat berkunjung, yang
berkaitan dengan aliran energi/Qi dan feng shui yang kurang baik. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah feng shui aliran bentuk dan teori lima elemen untuk mengkaji
dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan ruang luar dan ruang dalam Gedung
Candra Naya dari bentuk, warna, serta materialnya, yang lalu dikaitkan dengan suasana
yang terpancar.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi ruang luar dan ruang dalam Gedung Candra
Naya. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara observasi lapangan dan virtual,
dokumentasi, dan studi literatur. Data dianalisis dengan feng shui aliran bentuk dan teori
lima elemen.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa menurut feng shui aliran bentuk
terdapat beberapa ketidaksesuaian yang ada di ruang luar dan ruang dalam bangunan.
Lalu, hasil dari teori lima elemen juga menunjukkan bahwa suasana yang terpancar pada
beberapa sektor Gedung Candra Naya masih belum sesuai dengan fungsi bagian
ruang/selubung/tapak tersebut, yang lalu mempengaruhi kenyamanan pengguna. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kekurangan elemen pada suatu sektor dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pengguna berkaitan dengan suasana yang tidak sesuai
dengan fungsi tempat tersebut.