dc.description.abstract |
Data Kementerian Peternakan mengungkapkan produksi susu di Indonesia masih
rendah yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan susu sehingga
hanya mampu memenuhi 22% dari kebutuhan tersebut, dimana sisanya sebesar 78% masih
berasal dari impor. Dengan adanya peluang tersebut, membuat PT Ultrajaya Milk Industry
Tbk yang merupakan perusahaan pelopor produk susu olahan melakukan ekspansi
berkelanjutan untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin besar terhadap
produknya.
Pada ekspansi perusahaan yang dilakukan pada tahun 2017 sampai 2020, terdapat
penurunan laba bersih pada tahun 2018 karena kenaikan sejumlah beban lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan diikuti oleh penurunan penjualan yang dialami pada tahun
2020. Terjadinya penurunan ini tidak menyurutkan upaya perusahaan untuk tetap melakukan
ekspansi agar meningkatkan kapasitas produksi, sehingga perusahaan melakukan penerbitan
Medium Term Notes untuk mendapatkan tambahan dana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran ekspansi serta perkembangan kinerja keuangan menggunakan analisis
vertikal, analisis horizontal, dan analisis du pont system.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu laporan keuangan tahunan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk periode 2017-2020 dari
situs resmi perusahaan, serta diperoleh dari berbagai macam sumber berita, jurnal, buku, dan
artikel lainnya.
Hasil dari penelitian pada PT Ultrajaya Milk Industry Tbk dari tahun 2017 sampai
tahun 2020 menunjukkan total aset perusahaan yang meningkat karena melakukan ekspansi
sehingga terdapat peningkatan pada beban-beban dan liabilitas. Berdasarkan analisis Du Pont
System yang diperoleh dari tahun 2017 sampai tahun 2020 menunjukkan bahwa Net Profit
Margin (NPM), Total Assets Turn Over (TATO), Financial Leverage Multiplier (FLM),
Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE) mengalami fluktuasi dan
cenderung meningkat. Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan kinerja keuangan ini adalah
meningkatnya sejumlah beban pada beban pokok penjualan, beban penjualan, beban
administrasi dan umum, serta penjualan yang menurun pada segmen makanan dan minuman.
Hasil penelitian ini menyarankan sebaiknya perusahaan lebih memaksimalkan pengelolaan
aset dan meminimalkan beban sehingga pendapatan diperoleh lebih optimal. |
en_US |