Abstract:
Saat ini kunjungan restoran dan kale (dine in) telah mengalami perkembangan
dari tahun ke tahun dengan cepat. Menurut databoks bahwa terjadi peningkatan
kunjungan konsumen pada bulan Juli dan Agustus 2020 di area kota besar. Salah satu
area yang mengalami hal tersebut berada di Jakarta yang mengalami kenaikan dari 35%
pada bulan Juli 2020 menjadi 54% pada Agustus 2020. Hal tersebut membuat banyak
dunia kuliner semakin bermunculan salah satunya, Kale Bopan. Kale Bopan berdiri pada
bulan Februari 2020 namun, bisnis tersebut tidak berjalan dengan lancar lantaran
penjualan yang sulit mencapai target. Oleh karena itu, Kale Bopan harus segera
melakukan perbaikan untuk meningkatkan niat beli konsumen, agar Kale Bopan dapat
terus bersaing dengan kompetitornya. Studi literatur bertujuan mencari laktor penentu niat
beli, dan model penelitian 7 buah variabel dan 9 buah hipotesis. Kemudian dilakukan
dengan penyusunan kuesioner dan pengumpulan data. Sebanyak 103 data diolah dengan
metode PLS-SEM untuk melakukan pengujian model pengukuran dan struktural. Hasil
pengujian model pengukuran menyatakan model valid dan reliabel, sedangkan hasil
pengujian model struktural menyatakan 5 dari 9 hipotesis diterima secara signifikan. Dari
pengolahan data dihasilkan kesimpulan, terdapat 4 laktor yang memengaruhi niat beli
konsumen pada Kale Bopan dengan signifikan yaitu, harga, kualitas pelayanan, kualitas
makanan dan minuman, dan brand image. Dari hasil pengolahan tersebut dihasilkan 15
usulan perbaikan untuk meningkatkan niat beli pada Kale Bopan. Usulan mencakup
pemanlaatan fitur media sosial, pemanlaatan sumber daya manusia, pemutakhiran sistem,
dan penambahan litur/fasilitas. Usulan yang telah dibuat telah diterima dan
dipertimbangkan oleh pihak Kale Bopan.
Kata kunci: niat beli, PLS-SEM