dc.description.abstract |
Suasana sakral pada Gereja Katolik merupakan hal yang sangat penting bagi umat gereja.
Menurut Paus Benediktus XVI, sakralitas pada Gereja Katolik semakin lama semakin hilang akibat
tidak lagi didesain mengikuti ajaran liturgi yang benar. Penggunaan simbol-simbol pada Gereja
Katolik dapat meningkatkan kesakralan yang dirasakan umat. Simbol tersebut seperti salib, lilin,
patung, hingga cahaya. Cahaya dalam agama Katolik bisa diibaratkan sebagai sesuatu yang sakral
oleh karena banyak sekali ayat alkitab yang merepresentasikan Tuhan dengan cahaya. Pada desain
arsitektur, cahaya merupakan elemen yang penting untuk menunjang berjalannya aktivitas pada
suatu bangunan tetapi, pada arsitektur Gereja, cahaya dapat dimanfaatkan lebih dari itu. Cahaya
dapat membentuk suasana sakral yang dirasakan umat jika diatur dengan benar.
Penggunaan cahaya sebagai pembentuk suasana sakral pada Gereja Katolik sudah ada sejak
dahulu. Permainan kontras, dramatisasi cahaya, keseimbangan cahaya serta pengarahan
menggunakan cahaya dapat membentuk suasana yang mendukung. Penerapan ini sudah dilakukan
pada banyak gereja Katolik salah satunya merupakan Gereja Santa Perawan Maria Ratu Jakarta.
Gereja ini memanfaatkan cahaya sebagai sumber utama penerangan yang akan berfungsi untuk
menunjang kegiatan serta pembentukan suasana. Setiap teknik pemasukan cahaya akan
menghasilkan perasaan yang berbeda-beda bagi para umatnya sehingga perlulah diteliti akan
dampak dari teknik pencahayaan tersebut terhadap suasana yang dirasakan umat Gereja Santa
Perawan Maria Ratu pada saat perayaan ekaristi.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu dampak dari teknik pencahayaan alami
yang dipakai pada Gereja Santa Perawan Maria Ratu terhadap suasana sakral yang dirasakan umat
pada saat perayaan ekaristi berlangsung. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara survey dan
observasi lapangan, simulasi, penyebaran kuesioner serta studi literatur. Data yang dikumpulkan
kemudian akan dianalisis berdasarkan pengaruhnya dalam pembentukan kontras, dramatisasi
cahaya, keseimbangan cahaya serta hirarki dan orientasi pada suasana yang dirasakan para umat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang akan
didukung oleh data kuantitatif dengan cara mendeskripsikan pengaruh pencahayaan alami terhadap
suasana sakral yang dirasakan umat pada saat perayaan ekaristi di Gereja Santa Perawan Maria Ratu.
Berdasarkan analisis tersebut, kemudian akan ditarik kesimpulan. Diperoleh kesimpulan bahwa
teknik pencahayaan alami yang dipakai di Gereja Santa Perawan Maria Ratu dapat meningkatkan
suasana sakral yang dirasakan umat pada saat perayaan ekaristi. Peningkatan suasana sakral tersebut
terbentuk dari beberapa cara seperti pembentukan kontras, dramatisasi cahaya, keseimbangan
cahaya serta hirarki dan orientasi. |
en_US |