dc.description.abstract |
Sektor pembangunan saat ini menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global, yaitu
sebesar 40% dari total seluruh sektor di dunia. Hal ini memaksa para arsitek dan pihak pembangun
lainnya untuk mulai membangun bangunan yang ramah lingkungan. Salah satu cara untuk
mewujudkan bangunan ramah lingkungan, atau sering disebut dengan bangunan hijau (green
building), adalah efisiensi energi, baik energi listrik maupun sumber daya lainnya. Penggunaan
cahaya alami sebagai pencahayaan dalam bangunan akan sangat membantu mengurangi konsumsi
energi listrik pada bangunan. Salah satu upaya untuk memaksimalkan pencahayaan alami pada
bangunan adalah dengan menggunakan light shelf.
Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) adalah salah satu gedung pembelajaran
bertingkat tinggi di kawasan kampus Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) yang mengusung
konsep bangunan hijau dengan upaya memaksimalkan penggunaan desain pasif, salah satunya
adalah dengan penggunaan light shelf pada ruang dalam gedung. Berdasarkan hasil simulasi awal
pada ruang dalam gedung PPAG UNPAR, ditemukan bahwa ruang pada lantai 7 dengan fungsi
ruang studio sudah memenuhi kebutuhan standar bangunan hijau (Greenship NB. versi 1.2),
sedangkan pada lantai 4 dengan fungsi ruang kelas belum memenuhi standar bangunan hijau. Selain
itu, pencahayaan alami pada ruang dalam ini belum memenuhi standar pencahayaan sesuai dengan
SNI. Oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas peran penggunaan light
shelf pada beberapa lantai di tower utara gedung PPAG UNPAR dan kemudian dilakukan upaya
untuk meningkatkan pencahayaan alami pada ruang dalam gedung dengan tujuan agar kegiatan
pembelajaran pada Gedung PPAG UNPAR dapat berjalan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada
pencahayaan buatan.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental simulasi dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dimana simulasi dilakukan menggunakan software Velux Daylight
Visualizer. Simulasi menggunakan software Velux Daylight Visualizer menunjukkan intensitas
pencahayaan alami dalam suatu ruang sesuai dengan desain serta material yang dipilih. Pada
penelitian ini simulasi dilakukan sebanyak 5 (lima) kali, yaitu kondisi eksisting ruang dengan dan
tanpa light shelf, kondisi ruang dengan modifikasi warna material light shelf, kondisi ruang dengan
modifikasi material finishing plafon, dan kondisi ruang dengan modifikasi kemiringan light shelf.
Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas peran desain light shelf pada kondisi eksisting ruang
belum optimal secara standar SNI. Namun, secara standar GBCI, hanya lantai 4 saja yang belum
memenuhi standar 30% luas NLA sebesar 300 lux. Efektivitas desain light shelf pada kondisi
eksisting ruang masih kurang karena pemilihan material light shelf eksisting yang tidak
memantulkan cahaya matahari ke dalam ruang dengan maksimal. Selanjutnya, berdasarkan hasil
penelitian, modifikasi desain light shelf yang paling efektif adalah modifikasi pada material finishing
plafon. Modifikasi material finishing plafon menunjukkan peningkatan intensitas pencahayaan
alami sebesar 32,1% dari kondisi eksisting ruang bila tidak menggunakan light shelf. |
en_US |