Abstract:
Kementerian PUPR melalui PUSLITBANGKIM telah mengeluarkan dan mengembangkan
teknologi struktur prapabrikasi dengan sistem knock down yang dikenal dengan sebutan RISHA
(Rumah Instan Sederhana Sehat). RISHA terdiri dari tiga buah panel yaitu panel P1, panel P2 dan
panel P3 serta mempunyai komponen struktural dengan ukuran yang terbatas yaitu 1,80 m dan 3,00
m. Dalam pengembangannya, teknologi RISHA diproyeksikan agar dapat dimodifikasi sebagai
bangunan prapabrikasi selain hunian, salah satunya sekolah. Hal ini juga didukung oleh urgensi
pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan dan rehabilitasi sekolah di Indonesia,
terutama sekolah dasar (SD) pada kawasan pascabencana dan rawan gempa. Hingga tahun 2021,
tercatat 240 sekolah sudah dibangun dengan teknologi RISHA. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal
Cipta Karya menetapkan standardisasi desain sekolah RISHA yang diatur dalam SE DJCK PUPR
No. 47 tahun 2020. Dalam kasus ini terdapat anomali, dimana seharusnya standardisasi desain
dirumuskan terlebih dahulu untuk dijadikan acuan dalam merancang suatu bangunan, sedangkan
dalam kasus ini sudah banyak sekolah RISHA yang dibangun sebelum standardisasi desain.
Dilakukan modifikasi penggunaan RISHA yang saat ini memiliki modul maksimal 3,00 m x 3,00 m
untuk dapat memenuhi modul standar ruang kelas SD yang ditetapkan oleh BSNP yaitu 7,00 m x
8,00 m. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meninjau kesesuaian dan pengembangan
parameter desain SD RISHA berdasarkan SE DJCK PUPR No. 47 tahun 2020 pada bangunan SD
RISHA yang sudah dibangun. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang menggunakan metode
kualitatif-kuantitatif. Pengumpulan data sekunder secara kualitatif dari studi pustaka berupa standar
dan kriteria ruang SD, sedangkan pengambilan data primer dari hasil wawancara dan observasi
langsung berupa 5 studi kasus SD RISHA, 1 studi kasus berada di Kabupaten Cianjur dan dibangun
prastandardisasi desain, sedangkan 4 studi kasus berada di Provinsi Sumatera Utara dan dibangun
pascastandardisasi desain. Setelah itu dilakukan evaluasi kesesuaian parameter desain SD RISHA
pada kelima studi kasus secara kuantitatif. Hasilnya adalah rata-rata tingkat kesesuaian parameter
desain SD RISHA pada kelima studi kasus adalah 58%. Dari 80 persyaratan pada parameter desain,
rata-rata pemenuhannya berada pada 46,4 persyaratan. 57% dari keseluruhan parameter desain
dinilai cukup detail dan tidak perlu dikembangkan, 20% dari keseluruhan parameter desain perlu
dikembangkan, 18% dari keseluruhan parameter desain perlu dievaluasi dan dikembangkan, 5% dari
keseluruhan parameter desain kontradiktif antara satu sama lainnya. Hasil kajian tersebut kemudian
dijadikan dasar untuk mengembangkan parameter desain SD RISHA, dimana sebanyak 43%
persyaratan pada parameter desain dikembangkan berdasarkan kajian berbagai standar SD.
