Abstract:
Vietnam dan Indonesia sebagai negara berkembang telah menitikberatkan pada
peran intervensi pemerintah dalam orientasi kebijakan ekonomi dan industrialisasi,
salah satunya melalui strategi kebijakan foreign direct investment (FDI). Namun
jika dibandingkan, Vietnam lebih memiliki pertumbuhan FDI yang signifikan
dibandingkan Indonesia yang cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir. Vietnam
juga dinilai memiliki iklim investasi yang lebih baik dari Indonesia ditinjau dari
peringkat ease of doing business yang lebih tinggi. Maka dari itu, penelitian ini
ingin menganalisis lebih lanjut bagaimana perbandingan strategi kebijakan FDI dan
pengaruhnya terhadap daya saing industri manufaktur antara Vietnam dan
Indonesia pada periode 2015-2019, secara spesifik pula dalam performa sektor
tekstil dan garmen maupun elektronik yang telah menjadi komoditas unggulan
kedua negara. Peneliti menggunakan teori developmental state, foreign direct
investment (FDI) dan global manufacturing competitiveness index (GMCI).
Developmental state sebagai teori utama menunjukkan adanya karakteristik peran
pemerintah yang kuat dalam perencanaan orientasi kebijakan pembangunan
ekonomi dan industri di Vietnam dan Indonesia. Sementara, teori FDI yang berbasis
pada 4 variabel penentu aliran FDI di suatu negara, yaitu variabel klasik, indeks
manfaat aglomerasi, konsiderasi geopolitik, kebijakan dan risiko domestik turut
menganalisis perbandingan keunggulan strategi kebijakan FDI antara kedua negara.
Terakhir, melalui 5 faktor primer pendorong daya saing manufaktur secara global
(talent, cost competitiveness, productivity, supplier network, legal dan regulatory)
dalam kerangka GMCI digunakan peneliti untuk memvalidasi lebih lanjut posisi
dan kondisi daya saing industri manufaktur kedua negara. Penelitian ini
menemukan bahwa Vietnam memiliki karakteristik strategi kebijakan FDI yang
lebih tepat sasaran dicirikan dengan derajat keterbukaan dan pemberian manfaat
yang lebih ramah investor. Dengan keunggulan strategi kebijakan FDI tersebut,
pada akhirnya turut meningkatkan proporsi aliran FDI di sektor manufaktur
Vietnam. Alhasil, daya saing performa industri manufaktur Vietnam dinilai lebih
unggul dibandingkan Indonesia dilihat dari performa 5 faktor primer dan kinerja
ekspor.