Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan adanya berbagai permasalahan keberlanjutan lingkungan, efektivitas ekonomi, dan keadilan sosial (3E) yang tengah dialami Sungai Mekong, yang berdampak pada kondisi pemenuhan kepentingan di Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam. Sekalipun menghadapi permasalahan yang serupa, tidak ada kesamaan cetak biru di antara keempatnya. Namun terlepas dari perbedaan tersebut, keempatnya tetap sepakat untuk bekerja sama, dengan membentuk Mekong River Commission (MRC) yang selanjutnya akan banyak memfasilitasi koordinasi kebijakan pengelolaan air yang terintegrasi di Sungai Mekong. Lebih jauh, penulis akan menggunakan metode kualitatif. Adapun, teori koordinasi kebijakan dan konsep perairan lintas-batas akan digunakan untuk menjelaskan kondisi ketidakpastian pada wilayah perairan lintas-batas yang menciptakan ketergantungan kebijakan antarnegara. Lebih lanjut, tulisan ini akan dikaji berdasarkan lima (5) elemen Integrated Water Resources Management (IWRM), yakni: i) skala yang terbagi pada tingkatan transnasional, nasional, dan sub-nasional, ii) konteks pembangunan yang meliputi keseimbangan antara ‘3E’, iii) perubahan kebijakan dan pengimplementasian yang bergantung pada lingkungan pendukung, peran institusi, serta instrumen manajemen, iv) hasil pembangunan yang ditandai oleh terjalinnya komunikasi dan pembentukan kebijakan, serta v) pembelajaran untuk mengevaluasi proses penyelesaian masalah. Penelitian ini menunjukkan koordinasi kebijakan telah dilakukan oleh MRC melalui pengimplementasian Mekong-Integrated Water Resources Management Project (M-IWRMP). Hal ini dibuktikan oleh adanya koordinasi di antara IWRM Project Coordination and Management Unit, badan MRC Programmes, dan aktor-aktor internasional, National Mekong Committees, hingga lini-lini agensi, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan penurunan kualitas dan kuantitas air dan nilai agregat ekonomi yang mempengaruhi kondisi kesejahteraan masyarakat di kawasan Cekungan Mekong Bawah. Adapun, terjalinnya dialog, serta tersedianya kebijakan air dan alat/metode penunjang lainnya berimplikasi pada terselesaikannya permasalahan-permasalahan di Sungai Mekong, sekalipun hasilnya belum optimal.