Abstract:
Dalam menjalankan triple track strategy yang memajukan bidang ekonomi dan juga poin 6 dan 7 Nawacita yang mengedepankan sektor ekonomi maka diperlukan diplomasi ekonomi yang kuat. Pada kenyataannya diplomasi ekonomi Indonesia masih belum berjalan, sehingga pada periode pertama presiden Jokowi memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dalam berbagai forum dan kerjasama negara. Salah satu agenda diplomasi ekonomi Indonesia pada masa presiden Jokowi tahun 2014-2019 adalah memperluas cakupan atau mitra pasar non tradisional. Indonesia mengembangkan pasar non tradisional karena selama ini mengalami defisit neraca perdagangan dengan mitra dagang tradisional oleh karena itu diperlukan mitra dagang non tradisional sebagai alternatif penanganan defisit neraca perdagangan Indonesia. Mitra dagang non tradisional yang memiliki prospek bagi Indonesia salah satunya adalah negara kawasan Afrika, dikarenakan Afrika memiliki potensi jangka panjang dan memiliki kondisi perekonomian yang hampir dengan Indonesia seperti didominasi oleh masyarakat yang memiliki pendapatan menengah dengan tingkat konsumsi yang tinggi serta merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu peneliti menggunakan teori diplomasi ekonomi dan diplomasi multijalur untuk menjawab pertanyaan penelitian penulis yaitu “Bagaimana upaya diplomasi ekonomi pemerintahan era Jokowi periode pertama dalam melakukan pengembangan pasar non tradisional ke Afrika?. Berdasarkan penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya pemerintah dalam mengembangkan pasar non tradisional ke Afrika seperti kegiatan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2018, Diplomatic Outreach di Blitar dan juga BUMN Go Global : PT.Wijaya Karya berhasil membuat Indonesia menghasilkan beberapa perjanjian dan kontrak dengan negara kawasan Afrika dan baik untuk dilanjutkan.