Referendum imigrasi oleh pemerintah Swiss sebagai bentuk sekuritisasi sosial dalam krisis imigran dan pencari suaka di Swiss

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sudira, I Nyoman
dc.contributor.author Syarahfina, Nandita Tiara
dc.date.accessioned 2023-04-14T06:16:29Z
dc.date.available 2023-04-14T06:16:29Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41146
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14912
dc.description 9633 - FISIP en_US
dc.description.abstract Tingginya arus pengungsi di Benua Eropa sejak masa Perang Dunia II telah menjadikan Swiss sebagai salah satu negara tujuan bagi para imigran dan pencari suaka untuk memulai maupun melanjutkan hidup. Tingginya kebutuhan tenaga kerja dalam industri memberikan peluang besar bagi imigran dan pencari suaka untuk bekerja di Swiss. Permintaan tenaga kerja ini mendorong pemerintah Swiss untuk melakukan kerja sama dengan Uni Eropa dalam hal pergerakan tenaga kerja melalui Perjanjian Free Movement on Persons (FMP) dan Perjanjian Schengen. Keterikatan Swiss dengan kedua perjanjian bilateral tersebut nyatanya menjadi sebuah bumerang, yang terbukti oleh berbagai ancaman yang diterima oleh masyarakat Swiss, baik berupa ancaman keamanan pribadi, ancaman keamanan komunitas, dan juga ancaman keamanan dalam aspek ekonomi. Pemerintah Swiss yang tidak tinggal diam segera mengeluarkan serangkaian upaya sebagai bentuk respons atas ancaman yang mengganggu kesejahteraan masyarakatnya. Untuk melakukan kajian yang komperehensif, penulis menganalisis upaya tersebut, penulis menggunakan Teori Sekuritisasi oleh Barry Buzan, Ole Waever, dan Jaap de Wilde. Tulisan ini memiliki pertanyaan penelitian “Bagaimana penerapan sekuritisasi sosial pemerintah Swiss kepada masyarakat terhadap krisis imigran dan pencari suaka di Swiss tahun 2014-2017?” dan akan penulis analisa menggunakan Teori Konstruktivisme dan Teori Sekuritisasi, serta dilengkapi dengan Konsep Human Security dan Konsep Societal Security. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif yang memanfaatkan data sekunder dan teknik pencarian data pustaka. Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan, terdapat tiga temuan. Pertama, keberadaan imigran dan pencari suaka di Swiss merupakan sebuah ancaman eksistensial (existential threat) bagi pemerintah dan masyarakat Swiss. Kedua, Pemerintah Federal Swiss bersama dengan Partai Rakyat Swiss (SVP) merupakan aktor sekuritisasi (securitizing actor) yang telah berhasil menkonstruksi isu mengenai imigran dan pencari suaka sebagai sebuah isu keamanan yang diprioritaskan. Ketiga, pemerintah Swiss melakukan emergency response berupa referendum anti imigrasi pada bulan Februari 2014. Adapun implikasi dari emergency response yang dilakukan penulis analisis dengan melihat sejumlah data dan dengan menggunakan kerangka teoretis yang sesuai. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Imigran en_US
dc.subject Pencari Suaka en_US
dc.subject Swiss en_US
dc.subject Referendum en_US
dc.subject SVP en_US
dc.subject Sekuritisasi en_US
dc.title Referendum imigrasi oleh pemerintah Swiss sebagai bentuk sekuritisasi sosial dalam krisis imigran dan pencari suaka di Swiss en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017330174
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0423116701
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account