Abstract:
Tingginya arus pengungsi di Benua Eropa sejak masa Perang Dunia II telah
menjadikan Swiss sebagai salah satu negara tujuan bagi para imigran dan pencari
suaka untuk memulai maupun melanjutkan hidup. Tingginya kebutuhan tenaga
kerja dalam industri memberikan peluang besar bagi imigran dan pencari suaka
untuk bekerja di Swiss. Permintaan tenaga kerja ini mendorong pemerintah Swiss
untuk melakukan kerja sama dengan Uni Eropa dalam hal pergerakan tenaga kerja
melalui Perjanjian Free Movement on Persons (FMP) dan Perjanjian Schengen.
Keterikatan Swiss dengan kedua perjanjian bilateral tersebut nyatanya menjadi
sebuah bumerang, yang terbukti oleh berbagai ancaman yang diterima oleh
masyarakat Swiss, baik berupa ancaman keamanan pribadi, ancaman keamanan
komunitas, dan juga ancaman keamanan dalam aspek ekonomi. Pemerintah Swiss
yang tidak tinggal diam segera mengeluarkan serangkaian upaya sebagai bentuk
respons atas ancaman yang mengganggu kesejahteraan masyarakatnya. Untuk
melakukan kajian yang komperehensif, penulis menganalisis upaya tersebut,
penulis menggunakan Teori Sekuritisasi oleh Barry Buzan, Ole Waever, dan Jaap
de Wilde. Tulisan ini memiliki pertanyaan penelitian “Bagaimana penerapan
sekuritisasi sosial pemerintah Swiss kepada masyarakat terhadap krisis imigran
dan pencari suaka di Swiss tahun 2014-2017?” dan akan penulis analisa
menggunakan Teori Konstruktivisme dan Teori Sekuritisasi, serta dilengkapi
dengan Konsep Human Security dan Konsep Societal Security. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif yang memanfaatkan
data sekunder dan teknik pencarian data pustaka. Berdasarkan kajian yang telah
penulis lakukan, terdapat tiga temuan. Pertama, keberadaan imigran dan pencari
suaka di Swiss merupakan sebuah ancaman eksistensial (existential threat) bagi
pemerintah dan masyarakat Swiss. Kedua, Pemerintah Federal Swiss bersama
dengan Partai Rakyat Swiss (SVP) merupakan aktor sekuritisasi (securitizing actor)
yang telah berhasil menkonstruksi isu mengenai imigran dan pencari suaka sebagai
sebuah isu keamanan yang diprioritaskan. Ketiga, pemerintah Swiss melakukan
emergency response berupa referendum anti imigrasi pada bulan Februari 2014.
Adapun implikasi dari emergency response yang dilakukan penulis analisis dengan
melihat sejumlah data dan dengan menggunakan kerangka teoretis yang sesuai.