Abstract:
Dalam era modern ini, perekonomian masyarakat menjadi instrumen penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan pertumbuhan perekonomian pada tahun 2025. Salah satu usaha Indonesia adalah dengan meningkatkan pertumbuhan infrastruktur seperti pembangunan bandara, bendungan, jembatan, dan lain sebagainya. Material yang biasa digunakan untuk infrastruktur adalah beton. Keuntungan dalam penggunaan beton sebagai material bangunan adalah biaya produksi terjangkau, pembuatan yang mudah sehingga waktu menjadi lebih efisien, dan mudah dibentuk. Akan tetapi, beton memiliki kelemahan yaitu getas, kuat tarik yang rendah, dan kuat tarik lentur yang rendah. Pada penelitian dalam skripsi ini, penambahan fiber akan dilakukan pada beton mutu tinggi sehingga beton dapat meningkatkan kuat lenturmya. Jenis fiber yang digunakan adalah steel fiber dan polypropylene fiber dengan variasi volume yang berbeda yaitu 0,75% dan 1,5%. Pengujian kuat lentur balok beton dengan umur beton pada hari ke 28 dilakukan untuk mendapatkan modulus of rupture pada setiap variasi, dimana pembebanan yang digunakan adalah pembebanan third point loading. Nilai modulus of rupture rata – rata pada variasi 1 (full steel fiber 1,5%) sebesar 11,606 MPa, variasi 2 (full steel fiber 0,75%) sebesar 8,399 MPa, variasi 3 (full polypropylene fiber 1,5%) sebesar 9,393 MPa, variasi 4 (full polypropylene fiber 0,75%) sebesar 6,205 MPa, variasi 5 (hybrid 0,75% dengan steel fiber 30% dan polypropylene fiber 70%) sebesar 5,332 MPa, variasi 6 (hybrid 0,75% dengan steel fiber 50% dan polypropylene fiber 50%)sebesar 5,874 MPa, variasi 7 (hybrid 1,5% dengan steel fiber 30% dan polypropylene fiber 70%) sebesar 9,061 MPa, dan variasi 8 (hybrid 1,5% dengan steel fiber 50% dan polypropylene fiber 50%) sebesar 10,941 MPa. Hasil dari pengujian kuat lentur mengindikasikan bahwa penambahan fiber dapat meningkatkan nilai modulus of rupture beton mutu tinggi.