Peran mutual defence dan information exchange dalam menangani masalah keamanan di Uni Eropa dalam konteks krisis pengungsi Eropa

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hermawan, Yulius Purwadi
dc.contributor.author Manik, Fandris Jeremy
dc.date.accessioned 2023-04-11T09:07:15Z
dc.date.available 2023-04-11T09:07:15Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp42956
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14856
dc.description 10032 - FISIP en_US
dc.description.abstract Masuknya migran ke wilayah Uni Eropa (EU) secara ilegal dalam jumlah besar pada kurun waktu 2014 hingga 2016 memunculkan keraguan terhadap kemampuan EU dalam mempertahankan keamanan wilayahnya beserta dengan prinsip freedom of movement yang dianutnya. Selayaknya sebuah organisasi regional yang memiliki tendensi baik supra-nasional maupun antar-pemerintah yang kuat, EU memiliki beberapa instrumen yang dapat dipakai sebagai wadah kerjasama keamanan regional, diantaranya adalah klausul mutual defence serta information exchange. Hal diatas memunculkan pertanyaan penelitian “Bagaimana peran mutual defence dan information exchange dalam menangani masalah keamanan di Uni Eropa pada saat terjadinya Krisis Pengungsi Eropa?”, yang ditujukan untuk mencari tahu usaha yang telah dilakukan oleh kedua klausul diatas dalam membantu penjagaan keamanan EU pada kurun waktu 2014 hingga 2016, dimana periode tersebut menjadi puncak dari Krisis Pengungsi Eropa. Untuk menganalisis bentuk kerja sama regional serta fenomena yang terjadi, penelitian ini menggunakan teknik penulisan berupa narasi yang didasarkan pada metode kualitatif, serta dengan menggunakan kajian teoritis dari teori rezim internasional yang dibantu oleh konsep keamanan non-tradisional dan konsep criminal justice model. Sebagai wadah yang dirancang untuk memfasilitasi kerjasama militer antarnegara anggota EU, klausul mutual defence memiliki tugas dalam menjaga keamanan perbatasan eksternal EU dari ancaman keamanan berupa penyelundupan migran, perdagangan manusia, serta migrasi ireguler yang berlebihan di Perairan Mediterania. Serupa dengan mutual defence namun dengan perbedaan dari segi jenis lembaga yang menjalankan kerjasama, klausul information exchange dibangun dengan tujuan menghidupkan kooperasi antar-lembaga penegak hukum sipil dalam mengamankan wilayah internal EU, dimana sewaktu Krisis Pengungsi Eropa kerjasama tersebut diwujudkan dengan pelaksanaan Operasi Archimedes yang melibatkan salah satu sistem pertukaran informasi rahasia kepunyaan EU dalam melakukan penangkapan cepat terhadap beberapa aksi kejahatan yang terdeteksi. Berdasarkan banyaknya jumlah penangkapan, penyitaan, serta penyelamatan nyawa oleh serangkaian operasi yang dilaksanakan baik dalam kerangka klausul mutual defence maupun information exchange, penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua klausul tersebut memainkan peran yang berpengaruh bagi penanganan masalah keamanan di sekitar wilayah EU selama periode puncak dari Krisis Pengungsi Eropa. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Uni Eropa en_US
dc.subject mutual defence en_US
dc.subject information exchange en_US
dc.subject krisis pengungsi en_US
dc.subject masalah keamanan en_US
dc.title Peran mutual defence dan information exchange dalam menangani masalah keamanan di Uni Eropa dalam konteks krisis pengungsi Eropa en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017330134
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0412046802
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account