Abstract:
Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 2020, memengaruhi
hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat, terutama sektor ekonomi. Hingga saat ini,
perekonomian Indonesia masih belum stabil, sehingga para pengusaha tetap harus memikirkan
berbagai cara untuk dapat menstabilkan perekonomian bisnisnya agar bisa terus bertahan dan
bersaing dengan para pelaku bisnis lainnya yang berada dalam satu industri yang sama.
Perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor lain selain faktor ekonomi. Pada perusahaan
distributor barang dagang perlu memperhatikan prosedur pengelolaan persediaan agar bisa
efektif dan efisien. PT. X adalah salah satu distributor barang dagang yang menjual berbagai
produk makanan ringan dan minuman, dan berada di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan
mendistribusikan barang dagangnya ke berbagai pasar tradisional di wilayah Kabupaten
Bandung serta ke toko-toko grosir di Bandung. Dalam aktivitas pengelolaan persediaan barang
dagangnya, PT. X mengalami beberapa masalah seperti kehabisan persediaan barang,
kelebihan persediaan barang, adanya penumpukan persediaan, serta terdapat selisih jumlah
antara jumlah perhitungan fisik dengan jumlah pencatatan persediaan di komputer perusahaan.
Pemeriksaan operasional merupakan teknik menganalisis suatu kegiatan
maupun aktivitas di dalam perusahaan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada area
tertentu kemudian dilakukan perbaikan secara terus menerus dengan meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan nilai ekonomis dari aktivitas perusahaan. Pada penelitian ini
digunakan perusahaan distributor, maka pemeriksaan operasional dilakukan pada aktivitas
pengelolaan persediaan barang dagang. Karena pada perusahaan distributor harus memiliki
persediaan barang dagang yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya agar
bisa mendapatkan keuntungan yang optimal.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari
data primer dan juga data sekunder. Data primer didapatkan dengan melakukan wawancara
dan observasi, sedangkan data sekunder didapatkan dari buku. Teknik pengolahan data yang
digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan
dengan mengidentifikasi masalah dari hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya,
sedangkan analisis kuantitatif itu menghitung jumlah safety stock, reorder point, serta biaya
yang timbul seperti stockout cost dan opportunity cost.
Berdasarkan pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, ditemukan
beberapa kelemahan dalam pengelolaan persediaan barang dagang di PT. X. Kelemahan
tersebut adalah prosedur mengenai alur pemesanan persediaan barang yang belum memadai,
pengelolaan dan penyimpanan persediaan barang di gudang belum berjalan dengan baik,
dokumen terkait dengan aktivitas pengelolaan persediaan dalam perusahaan PT. X belum
memadai, serta tidak adanya Standard Operating Procedure (SOP) di dalam perusahaan.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, disarankan agar perusahaan melakukan
perhitungan safety stock dan reorder point sebelum melakukan pemesanan persediaan agar
persediaan di gudang tidak berlebihan atau kekurangan. Selanjutnya, perusahaan juga
Perusahaan sebaiknya memiliki prosedur penyimpanan persediaan barang dagang yang dapat
digunakan oleh pegawai dalam menyimpan persediaan agar persediaan disimpan dengan baik
dan benar, serta diperlukan pembuatan dokumen penerimaan barang dan juga kartu stock.
Terakhir, perusahaan perlu membuat Standard Operating Procedure (SOP) secara tertulis agar
para pegawai dapat mengingat dan mengetahui apa saja tugas serta tanggung jawab yang perlu
mereka lakukan selama bekerja di perusahaan.