dc.description.abstract |
Globalisasi menyebabkan suatu perubahan lingkungan bisnis yang mendorong persaingan
antar industri menjadi semakin ketat dan kompetitif. Untuk dapat bersaing, maka perusahaan
dituntut memiliki suatu keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif bisa diperoleh jika
perusahaan mampu menunjukkan kualitas yang lebih unggul daripada pesaingnya. PT.
Nagasakti Kurnia Textile Mills (PT. NKTM) merupakan salah satu perusahaan manufaktur
yang bergerak pada bidang industri tekstil di kota Bandung. PT. NKTM memiliki dua bagian
produksi yaitu bagian weaving dan dyeing finishing. PT. NKTM menjadikan kualitas sebagai
perhatian utama agar setiap produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan. Dalam praktiknya perusahaan masih menghadapi masalah pada bagian dyeing
finishing yang menyebabkan timbulnya produk cacat. Oleh karena itu, pemeriksaan
operasional perlu dilakukan pada proses produksi dyeing finishing PT. NKTM.
Pemeriksaan operasional adalah proses menganalisis operasi internal dan
aktivitas sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi area yang bermasalah agar dapat
dilakukan perbaikan dan peningkatan. Terdapat lima tahap yang harus dilakukan dalam
pemeriksaan operasional yaitu perencanaan, program kerja, pemeriksaan lapangan,
pengembangan temuan dan rekomendasi, serta pelaporan. Kelima tahap tersebut akan
menghasilkan suatu hasil pemeriksaan berupa report sebagai bentuk rekomendasi bagi
perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode descriptive study.
Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder
dikumpulkan dengan teknik pengumpulan studi lapangan berupa wawancara, observasi, dan
permintaan data kepada perusahaan serta studi literatur melalui buku-buku yang telah
dipublikasikan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui terdapat masalah yang
terjadi pada PT. NKTM yaitu jumlah produk cacat pada bagian dyeing finishing masih
melebihi batas toleransi. Penelitian dilakukan menggunakan alat bantu diagram tulang ikan
untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kecacatan produk. Faktor-faktor pada diagram
tulang ikan tersebut yaitu faktor manusia, metode, mesin, dan lingkungan. Peneliti
memberikan rekomendasi untuk keempat faktor ini. Rekomendasi yang diberikan terkait
faktor manusia adalah karyawan seharusnya konsentrasi dan fokus selama jam kerja masih
berlangsung, perlu adanya pengawasan secara ketat dari kepala bagian PPIC dyeing finishing,
dan perusahaan pun sebaiknya menerapkan sistem penilaian kinerja pada karyawan.
Rekomendasi yang diberikan terkait faktor metode adalah perusahaan perlu memiliki
kebijakan pelatihan secara rutin untuk karyawan serta membuat kebijakan untuk melakukan
pemeliharaan mesin secara terencana dan teratur. Rekomendasi yang diberikan terkait faktor
mesin adalah melakukan perawatan lebih intensif untuk mesin yang sudah tua, karyawan
sebaiknya secara konsisten melakukan pemeriksaan untuk memastikan keadaan roll dalam
kondisi baik sebelum proses produksi dilakukan, dan karyawan harus mengontrol kondisi
jarum saat setting dan uji coba kain looper pada mesin. Rekomendasi yang diberikan terkait
faktor lingkungan adalah perusahaan harus menutup area ventilasi yang cukup terbuka. |
en_US |