Abstract:
Perkembangan real estat pada perkotaan memberikan dampak positif untuk
lingkungan yang aman, nyaman, dan teratur bagi penghuninya. Namun, ada pula dampak
negatifnya yaitu eksklusivitas real estat yang menimbulkan ruang yang canggung pada
perbatasan antara real estat dengan lingkungan sekitarnya. Ruang yang canggung ini
disebut juga sebagai segregasi spasial yang disebabkan oleh kurangnya atau tidak adanya
pengelolaan yang baik pada desain batas real estat. Meski begitu, ada pula integrasi spasial
dimana ruang antara dua permukiman dapat digunakan oleh kedua penghuni permukiman
untuk berinteraksi satu sama lain sehingga menihilkan hierarki sosial yang ada. Perumahan
Limus Pratama Regency memiliki batas yang berbatasan dengan berbagai macam fungsi
dengan elemen fisik yang bermacam-macam pula. Setiap batas tersebut akan diklasifikasi
berdasarkan elemen fisik dan konektivitasnya untuk menentukan apakah termasuk ke
dalam ruang yang integratif atau segregatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan observasi ke lapangan, mencari studi
literatur terkait elemen fisik, konektivitas, integrasi spasial, dan segregasi spasial dalam
perumahan, serta wawancara. Observasi ke lapangan dilakukan dengan pengambilan data
pada batas antara perumahan Limus Pratama Regency dengan lingkungan sekitarnya dan
wawancara dengan teknik random sampling pada masyarakat yang tinggal di perbatasan.