Efek pencahayaan buatan sebagai penunjang penataan koleksi dengan metoda romantik (evokatif) di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sutanto, E.B. Handoko
dc.contributor.author Nurlia, Yunia
dc.date.accessioned 2023-03-17T07:27:46Z
dc.date.available 2023-03-17T07:27:46Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41289
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14644
dc.description 6354 - FTA en_US
dc.description.abstract Dalam rangka menyimpan, melindungi, dan menyajikan kepada publik mengenai peristiwa Konferensi Asia Afrika dan sebagai bentuk apresiasi maka dibangunlah Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, dimana konferensi ini dilaksanakan. Sejak saat itu Museum KAA sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri yang berkunjung ke Bandung. Dalam menyampaikan informasi dengan jelas dan membuat komunikasi yang baik antara koleksi dengan pengunjung, tentunya tata ruang pada museum dan teknik pencahayaan sangatlah penting. Penerapan pencahayaan buatan di dalam museum, harus dapat menonjolkan dan membuat objek pamer terlihat secara bentuk, tekstur, dan warna secara jelas atau bahkan tampil menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pencahayaan buatan di Museum Konferensi Asia Afrika dan hubungannya dengan penerapan metode Romantik (Evokatif) dalam penataan koleksi di museum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dengan menjabarkan elemen ruang dan kondisi pencahayaan buatan pada ruang pamer di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, data yang didapat kemudian dianalisa berdasarkan teori yang berhubungan dengan metoda Romantik (Evokatif) yang diterapkan pada penataan koleksi di museum. Data kuantitatif didapatkan dari pengukuran intensitas cahaya di setiap area koleksi, dengan jarak pengukuran disesuaikan dengan sudut pandang mata manusia. Selain itu, untuk menguatkan analisa dan memberikan kesimpulan secara objektif disebarkan kuisioner untuk para responden yang pernah mengunjung Museum Konferensi Asia Afrika, tidak terbatas apakah responden memiliki pengetahuan di bidang arsitektur atau tidak. Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada ruang pamer Museum KAA, desain elemen ruang seperti pemilihan warna dan skala ruang sudah mendukung suasana kuno dengan pemilihan warna kuning yang dominan menciptakan suasana hangat dan dan juga bersejarah, selain itu warna abu-abu di beberapa area koleksi memberikan kesan serius. Namun dari segi pencahayaan buatan terdapat beberapa pemilihan lampu dan teknik yang masih kurang tepat sehingga ruang pamer terkesan membosankan dan kurang menyampaikan suasana semangatnya peristiwa KAA. Selain itu aspek konservasi juga perlu diperhatikan, sebagian besar jenis lampu yang digunakan adalah halogen sehingga dapat memberikan radiasi panas yang berlebih pada objek pamer seperti koleksi surat kabar yang memiliki responsivitas tinggi. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject pencahayaan buatan en_US
dc.subject penataan koleksi en_US
dc.subject metoda Romantik en_US
dc.subject Museum KAA en_US
dc.title Efek pencahayaan buatan sebagai penunjang penataan koleksi dengan metoda romantik (evokatif) di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017420055
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8894580018
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account