Abstract:
Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
menunjukan kinerja yang baik, terutama di antara negara berkembang. Hal ini didukung
oleh kekuatan daya beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga kebutuhan
masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi. Dengan pertumbuhan tersebut, mulai
bermunculan perusahaan ritel di Indonesia yang menyebabkan meningkatnya persaingan
sehingga perusahaan ritel harus menciptakan daya saing yang kuat sehingga perusahaan
dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan. PT Sumber Alfaria
Trijaya Tbk (AMRT) adalah salah satu perusahaan ritel yang menghadapi persaingan dan
berkembang di Indonesia. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) bergerak dalam bidang
distribusi eceran produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan pasar swalayan kecil
(minimarket), dengan nama "Alfamart". Dengan melihat adanya persaingan di bisnis ritel
modern, perusahaan melakukan strategi berupa penambahan gerai setiap tahunnya yang
berdampak pada aset perusahaan mengalami peningkatan terutama pada akun kas dan
setara kas, persediaan tetapi terjadi penurunan pada aset tidak lancar. Dengan peningkatan
persediaan, diharapkan dapat memperoleh laba yang lebih tinggi. Berdasarkan laporan
keuangan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tahun 2015 - 2019, dapat dilihat pertumbuhan
dari pendapatan neto dan laba tahun berjalan mengalami fluktuatif. Terutama pada tahun
2017 mengalami penurunan yang signifikan pada laba tahun berjalan yang disebabkan oleh
peningkatan beban yang lebih besar dibanding peningkatan pendapatan neto. Sehingga
pengendalian beban dan pengendalian pada aset perlu dilakukan agar Perseroan dapat
memperoleh laba yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Sumber data dari
penelitian ini adalah dengan mengumpulkan dokumen tertulis yaitu berupa laporan
keuangan, laporan tahunan yang diperoleh dari website PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Dalam menganalisis laporan keuangan penulis menggunakan analisis vertikal dan analisis
horizontal serta analisis sistem Du Pont.
Hasil penelitian dengan menggunakan sistem du pont menunjukan bahwa
pertumbuhan perusahaan dari sisi Return on Assets dan Return on Equity memiliki
pertumbuhan yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh adanya fluktuasi dari Net Profit
Margin, Total Assets Turnover dan financial leverage multiplier. Dari Net Profit Margin
dan Total Assets Turnover perusahaan menunjukan pertumbuhan yang kurang baik. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan beban yang lebih besar dibanding peningkatan laba usaha,
penurunan Total Assets Turnover selama 3 tahun berturut - turut pada 2015 - 2017 sehingga
dapat dikatakan bahwa kemampuan dan efektivitas Perseroan dalam menghasilkan laba
dari penjualan dan asetnya masih kurang baik. Dari sisi Return on Equity, perseroan
mengalami pertumbuhan yang fluktuatif selama tahun 2015 - 2019. Hal ini dipengaruhi
oleh nilai Return on Assets dan financial leverage multiplier. Semakin besar financial
leverage multiplier menunjukan bahwa semakin kecil bagian aktiva yang didanai oleh
pemegang saham dan dana itu berarti pendanaan aktiva sebagian besar berasal dari
pendanaan eksternal (hutang). Dengan pertumbuhan Return on Equity yang fluktuatif,
menunjukan bahwa perusahaan mengalami penurunan untuk memberikan laba atas ekuitas.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan kurang optimal dalam menggunakan ekuitasnya
untuk menghasilkan tingkat pengembalian bagi pemegang saham. Sehingga untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, Perseroan dapat melakukan peninjauan kembali terkait
persediaan dan melakukan efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan beban dan aset agar
memperoleh laba yang lebih optimal.