Analisis budaya organisasi dengan pendekatan OCAI : studi kasus di Yogya Center

Show simple item record

dc.contributor.advisor Harsono, Regina Deti Mulyo
dc.contributor.author Reksadiraja, Veba
dc.date.accessioned 2023-03-10T06:45:37Z
dc.date.available 2023-03-10T06:45:37Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp42775
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14575
dc.description 24600 - FE en_US
dc.description.abstract Dewasa ini, kita tengah dihadapkan dengan kondisi global yang tidak menentu, imbas dari pandemi COVID-19 yang berkelanjutan serta telah melanda seluruh penjuru dunia, di Indonesia sendiri salah satu industri yang terkena pukulan kerasnya adalah industri retail, di mana pemain besar seperti Giant harus keluar dari panggung permainan industri retail Indonesia. Budaya organisasi menjadi hal yang sangat penting untuk dijaga dan diperkuat saat ini, karena sejatinya perusahaan dengan budaya organisasi yang kuat disinyalir akan mampu bertahan dibandingkan organisasi dengan budaya yang lemah. Penelitian ini menggunakan metode konseptual the competing values framework (CFV) yang dikemukakan oleh Kim S. Cameron & Robert E.Quinn. Konsep ini membagi budaya organisasi menjadi 4 tipe budaya yaitu budaya clan, budaya adhocracy, budaya market dan budaya hierarchy. Serta memiliki asumsi mengenai kondisi budaya saat ini dan budaya yang diharapkan sebagai suatu kondisi yang ingin diketahui. Pada penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) yang disebarkan kepada 90 karyawan Yogya Center di mana proses pengolahan datanya mengikuti sistematika panduan scoring OCAI yang tertera di buku“Diagnosing and Changing Organizational Culture Based on The Competing Values Framework”. Hasil penelitian ini menunjukkan, saat ini budaya organisasi yang ada di Yogya Center secara keseluruhan didominasi oleh budaya market dengan skor 28,69 poin dan budaya yang diharapkan didominasi oleh budaya clan dengan skor 33,51 poin. Dikarenakan perbedaan budaya saat ini dengan budaya yang diharapkan secara keseluruhan kurang dari 10 poin, maka tidak terdapat urgensi untuk melakukan perubahan budaya organisasi. Selain itu, Yogya Center memiliki “Paradigma Yogya” sebagai nilainilai yang dianut oleh perusahaan, di mana nilai-nilai ini bila ditelaah lebih dalam maka akan ditemukan benang merah yang secara tidak langsung mengatakan bahwa 5 (lima) dari 8 (delapan) nilai yang terkandung di paradigma yogya sangat kental dengan karakteristik budaya market yang juga merupakan budaya yang dominan di industri ritel & wholesale. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Budaya Organisasi en_US
dc.subject Organizational en_US
dc.subject Culture Assessment Instrument (OCAI en_US
dc.subject Competing Values Framework (CVF) en_US
dc.title Analisis budaya organisasi dengan pendekatan OCAI : studi kasus di Yogya Center en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017120128
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0416057301
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI603#Manajemen


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account