Abstract:
Kemajuan teknologi membawa tidak hanya dampak positif bagi kehidupan manusia, tetapi juga
dampak negatif, khususnya peningkatan kejahatan di dunia maya seperti peretasan data dan
informasi perusahaan. Salah satu cara perusahaan melakukan perlindungan adalah memiliki
asuransi keamanan siber, sehingga pasar asuransi keamanan siber mulai berkembang. Namun,
asuransi keamanan siber tidak memiliki sistem dasar pengukuran seperti tabel aktuaria standar.
Dalam skripsi ini, akan dibahas pemodelan asuransi keamanan siber di mana perangkat elektronik
akan direpresentasikan sebagai suatu simpul dalam sebuah sistem jaringan. Model yang akan
dibahas adalah model non-Markov dengan adanya kasus ketergantungan pada risiko keamanan
siber yang dimodelkan dengan fungsi kopula Archimedes, yaitu Clayton, Frank, dan Gumbel.
Fungsi ini memanfaatkan tingkat ketergantungan untuk memodelkan distribusi gabungan.
Berdasarkan simulasi perhitungan, dapat disimpulkan bahwa simpul yang terhubung dengan
lebih banyak simpul lain akan lebih sering terinfeksi dibandingkan dengan simpul yang terhubung
dengan sedikit simpul lain. Pemodelan waktu infeksi antarsimpul menggunakan fungsi kopula
Gumbel menghasilkan besar premi yang lebih besar dibandingan dua fungsi kopula lainnya,
sehingga pemodelan asuransi keamanan siber untuk periode kontrak asuransi tahun pertama
sebaiknya menggunakan fungsi kopula Gumbel karena perusahaan tertanggung akan lebih
tertarik untuk memperpanjang kontrak jika besar premi yang dibebankan pada tahun berikutnya
lebih kecil atau sama dengan tahun sebelumnya. Disimpulkan juga bahwa nilai parameter waktu
infeksi antarsimpul yang diperkecil maupun diperbesar tidak menyebabkan rata-rata banyaknya
infeksi, besar kerugian, dan besar premi mengalami perubahan yang signifikan.