Abstract:
Sekolah Menengah Atas (SMA) X merupakan salah satu sekolah yang harus
mengubah kegiatan pembelajaran mereka ke dalam bentuk online karena adanya pandemi
COVID-19. Untuk menghindari terjadinya learning loss yang diakibatkan oleh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk online, pihak SMA X sudah memulai kegiatan
pembelajaran tatap muka terbatas. Oleh karena hal tersebut, perlu adanya persiapan lebih
lanjut terkait kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas pada masa COVID-19 untuk
menghindari terjadinya penyebaran COVID-19 di sekolah.
Metode penelitian yang dilakukan terhadap SMA X menggunakan DO IT Method
yang terdiri dari tahapan define, observe, intervene, dan test. DO IT Method dipilih karena
merupakan metode yang dapat digunakan untuk pendekatan behavior-based safety. Pada
tahapan define, penentuan kegiatan yang dijadikan fokus pengamatan berdasarkan
wawancara dan observasi langsung ke sekolah. Tahap observe dilakukan dengan
menggunakan Critical Behavior Checklist (CBC) untuk menilai perilaku siswa dengan
persentase safe behavior sebesar 12% - 39%. Pada tahapan intervene diberikan beberapa
usulan terhadap perilaku unsafe pada saat tahap observe yang menghasilkan persentase
safe behavior sebesar 33% - 57%. Pada tahapan test, dilakukan perbandingan nilai safe
behavior pada tahap observe dengan tahap intervene.
Beberapa usulan yang diberikan kepada pihak SMA X untuk mengurangi
terjadinya perilaku unsafe pada saat sekolah mengadakan kegiatan pembelajaran tatap
muka terbatas adalah memberikan beberapa poster/sign pendukung terkait protokol
kesehatan yang telah ditetapkan, memberikan pembatas pada area tangga, serta
menempatkan beberapa guru untuk bertugas untuk mengawasi kegiatan siswa. Usulan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan perilaku safe selama siswa berada di lingkungan
sekolah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Berdasarkan
intervensi dan test yang dilakukan, peningkatan persentase safe behavior pada siswa
berada pada angka 20% - 40%. Ruangan kelas pada SMA X juga diberikan rekomendasi
terkait sirkulasi udara yang ada di kelas serta jumlah dan denah peletakan dari meja dan
kursi. Rekomendasi perancangan kelas diberikan dengan pertimbangan kelas merupakan
ruangan yang paling sering digunakan selama kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas
di sekolah.