Abstract:
PIRT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri makanan ringan di Bandung. Produk yang dihasilkan oleh PIRT X adalah berbagai macam makanan ringan, di mana di antara berbagai macam makanan ringan yang diproduksi oleh PIRT X, snack telur ikan menjadi produk yang paling banyak diproduksi. Dalam produksi snack telur ikan sendiri, terdapat delapan buah proses di dalamnya, yaitu penimbangan bahan baku, pembuatan tajin, penimbangan telur dan ikan, pencampuran adonan, pencetakan adonan, penggorengan, pemisahan minyak, dan pengemasan. Dari proses produksi snack telur ikan, PIRT X menghasilkan produk cacat. Dari data historis yang dimiliki oleh perusahaan selama 7 kuartal terakhir, perusahaan mengalami kerugian terbesar sebanyak Rp 6.743.529,41 pada kuartal 1 2021 yang diakibatkan oleh produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan.
Metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah terkait kualitas snack telur ikan adalah metode six sigma DMAIC. Metode six sigma DMAIC sendiri merupakan metode perbaikan kualitas produk dengan tujuan akhir mencapai 3,4 DPMO atau level sigma sebesar 6. Pada metode six sigma DMAIC ini, terdapat lima buah tahap yang dilakukan dalam satu siklus DMAIC, yaitu define, measure, analyze, improve, dan control. Pada tahap measure yang dilakukan, didapat bahwa nilai DPMO pada proses produksi snack telur ikan saat ini adalah sebesar 2075,899, dengan level sigma sebesar 4,366. Perbaikan yang diusulkan kepada perusahaan adalah memberikan breiefing kepada operator, memberikan batas minimum dan maksimum pada wadah, melakukan pengasahan mata pisau setiap 90 menit sekali, melakukan pengawasan kepada operator, mengganti bentuk cetakan dengan lubang yang lebih berongga, menyediakan termometer tembak, dan melakukan pengaturan besar api setiap akan melakukan penggorengan.
Dari perbaikan yang diusulkan kepada PIRT X untuk proses produksi snack telur ikan, diperkirakan bahwa akan terjadi penurunan nilai DPMO menjadi 1345,991, dengan level sigma sebesar 4,501.