Abstract:
Dapur Cantiq merupakan sebuah tempat makan yang sudah berdiri sejak tahun
2013 dan menjual makanan dan minuman khas Indonesia. Dapur Cantiq terletak di Jakarta
Selatan, tepatnya di Tebet Barat Dalam. Pada tiga tahun terakhir, Dapur Cantiq mengalami
penurunan penjualan. Penjualan yang menurun diduga disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah terjadinya pandemi COVID-19 yang tidak terduga. Faktor kedua
adalah segmentasi, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh pemilik tempat makan
masih belum jelas sehingga pemasaran yang berjalan masih tidak tepat sasaran. Faktor
ketiga adalah bauran pemasaran yang dilakukan oleh pemilik tempat makan tidak sesuai
dengan kondisi yang ada. Penelitian dimulai dengan melakukan penyebaran kuesioner
kepada warga Jakarta Selatan yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat makan. Dari penyebaran kuesioner,
terdapat 101 data responden yang didapatkan. Dari data yang sudah didapatkan,
dilakukan clustering untuk mendapatkan jumlah cluster terbaik dengan metode K-Means
dan didapatkan jumlah cluster terbaik sebanyak tiga cluster yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Dari ketiga cluster yang didapatkan, yang menjadi target pasar dari
Dapur Cantiq adalah segmen dua. Segmen dua yang menjadi target pasar Dapur Cantiq
memiliki karakteristik yaitu sangat terpengaruhi oleh rasa makanan dan kesegaran
makanan. Positioning dari Dapur Cantiq adalah tempat makan yang menjual makanan
dengan rasa yang memuaskan dengan harga yang murah. Selanjutnya dibuat usulan
bauran pemasaran 7P yang terdiri dari product, price, place, promotion, physical evidence,
people, dan process. Usulan bauran pemasaran dibuat untuk membantu meningkatkan
penjualan. Usulan bauran pemasaran yang diberikan terdiri dari 10 usulan yang sudah
diterima oleh pemilik.