Abstract:
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dari perekonomian suatu bangsa. Namun UMKM justru menghadapi masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian yang serius. Terjadi penurunan omset pelaku UMKM akibat adanya pandemi COVID-19 Penurunan omset ini membuat persaingan antara UMKM semakin ketat. UMKM harus melakukan upaya agar tetap bertahan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adapah dilakukannya penguatan UMKM komoditas unggulan di suatu daerah. Strategi yang bisa digunakan adalah strategi berbasis klaster. Selain itu akan dilakukan penguatan UMKM komoditas unggulan di Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT. Daerah yang dipilih adalah daerah Jakarta Barat yang mempunyai komoditas unggulan di bidang fashion. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari dinas UMKM Jakarta Barat. Pada analisis klaster, variabel clustering yang digunakan adalah aset, omset, kapasitas produksi, dan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan pengolahan data menggunakan metode k-means clustering, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 klaster pada UMKM fashion daerah Jakarta Barat. Kelima klaster tersebut adalah klaster maju, berkembang, kurang berkembang, agak berkembang, dan terbelakang. Setelah dilakukan proses clustering dan didapat karakterisasi setiap klaster, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), dan ancaman (T) yang ada pada usaha yang tergolong klaster maju dan klaster terbelakang. Kemudian dapat dibuat strategi yang ditampilkan dalam matriks TOWS. Strategi tersebut adalah strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Berdasarkan analisis pada matriks TOWS, maka terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan. Rekomendasi tersebut difokuskan untuk klaster terbelakang namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di klaster lainnya. Rekomendasi yang diberikan adalah melakukan pelatihan tenaga kerja terutama dari sisi operasional, melakukan promosi secara konsisten dan terjadwal, bekerjasama dengan e-commerce dan mitra pembayaran, bekerja sama dengan dropshipper dan reseller, meminimalisir sistem pembayaran cicilan, melakukan proses pembukuan secara komputerisasi, menciptakan inovasi dan variasi produk baru, membuat banner di sekitar lokasi UMKM, serta bekerjasama dengan pemasok yang menjadi langganan.