Abstract:
Perusahaan X bergerak di bidang produksi kerupuk. Kerupuk merupakan
salah satu makanan khas Indonesia dan banyak disukai masyarakat, sehingga
kerupuk memiliki jumlah permintaan yang tinggi. Perusahaan X perlu
memproduksi kerupuk dalam jumlah yang besar untuk memenuhi permintaan
tersebut. Namun jumlah pekerja perusahaan X yang terbatas dan sebagian besar
telah berumur lebih dari 45 tahun menyebabkan pekerjaan semakin berat dan
dapat berpotensi menyebabkan cedera. Pada permasalahan tersebut, dilakukan
analisis risiko cedera dan perancangan perbaikan untuk memeroleh proses kerja
yang lebih aman, sehat, dan nyaman untuk setiap pekerja di Perusahaan X.
Penelitian ini diawali dengan evaluasi kondisi kerja menggunakan Nordic
Body Map (NBM) untuk mengetahui bagian tubuh pekerja yang mengalami rasa
sakit. Selain itu, dilakukan analisis Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk
mengetahui proses kerja produksi kerupuk yang berpotensi cedera. Pada proses
kerja tersebut, dilakukan perancangan usulan berupa alat bantu, perbaikan
fasilitas, dan perbaikan postur tubuh untuk mengurangi potensi risiko cedera.
Setelah usulan perbaikan diwujudkan, dilakukan implementasi usulan pada sistem
kerja selama minimal 2 minggu. Kemudian dilakukan evaluasi NBM dan REBA
pada proses kerja yang telah diperbaiki.
Berdasarkan hasil evaluasi REBA awal, diketahui terdapat 3 proses
pembuatan kerupuk yang memiliki potensi risiko cedera yang tinggi, yaitu proses
penggilingan adonan kerupuk, pengambilan potongan kerupuk, dan penjemuran
kerupuk, dengan rata-rata skor REBA secara berturut-turut sebesar 4,67; 6; dan
8. Pada setiap proses kerja telah dirancang usulan perbaikannya tersendiri.
Misalnya pada proses pengambilan potongan kerupuk diusulkan alat bantu
penggapai untuk mempermudah pekerja meraih dan mengumpulkan potongan
kerupuk. Berdasarkan hasil perbandingan evaluasi REBA sebelum dengan
sesudah perbaikan, diperoleh bahwa sebagian besar gerakan proses kerja
mengalami penurunan potensi risiko cedera dengan rata-rata skor REBA setelah
perbaikan secara berturut-turut sebesar 3, 3, dan 4. Hasil perbandingan evaluasi
NBM sebelum dan sesudah perbaikan menyatakan bahwa sebagian besar tingkat
keluhan tubuh mengalami penurunan setelah dilakukan perbaikan.