Abstract:
Kebutuhan pokok manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Sandang
sendiri memiliki arti kebutuhan pakaian yang diperlakukan manusia dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satu pakaian yang termasuk dalam
kategori sandang adalah sepatu. Winson Shoemaker merupakan salah satu
penghasil sepatu kulit dengan metode penjualan konvensional. Penjualan sepatu
dari tahun 2015 hingga tahun 2020 terus mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap sepatu terus mengalami
peningkatan walaupun terdapat pandemi di tahun 2020. Pada pandemi di tahun
2020, penjualan online semakin meningkat dikarenakan kebijakan pemerintah
akibat pandemi. Masyarakat beralih dari metode pembelian barang konvensional
menjadi secara online. Oleh karena itu, target penjualan Winson Shoemaker pada
tahun 2020 jauh dari target penjualan yang sudah ditentukan. Berdasarkan studi
literatur, terdapat 6 variabel yang diteliti yaitu E words of mouth, Brand Awareness,
Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, dan purchasing decision.
Kemudian akan dilakukan sampling dengan penyebaran kuesioner dan berhasil
mendapatkan 127 data yang dapat diolah. Pengujian model penelitian yang
dilakukan akan menggunakan metode Partial Least Squares-Structural Equation
Modeling (PLS-SEM). Pada pengujian akan dibuktikan bahwa alat ukur telah
menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Berdasarkan evaluasi model struktural
didapatkan 6 dari 8 hipotesis yang diterima. Dari hasil evaluasi model struktural,
didapatkan hasil bahwa terdapat 4 (empat) buah variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu WInson Shoemaker. Variabel
tersebut adalah E-WoM, brand association, brand loyalty, dan perceived brand
quality. Berdasarkan variabel yang mempengaruhi purchasing decision sepatu
Winson Shoemaker, terdapat 12 usulan peningkatan purchasing decision yang
dapat diterapkan. Usulan tersebut berupa pemanfaatan media sosial, pelayanan
konsumen, program promosi, dan inovasi.