Abstract:
Sistem struktur rangka pemikul momen khusus (SRPMK) menerapkan konsep kolom kuat balok
lemah yang disyaratkan untuk disambung dengan sambungan terprakualifikasi. Sambungan
terprakualifikasi pelat ujung berbaut berdasarkan SNI 7972-2020 disyaratkan untuk dipasang
dengan baut pratarik. Tesis Nijgh (2016) menemukan bahwa baut pratarik akan mengalami
kehilangan tegangan pratarik akibat beberapa faktor, namun pada SNI 7972-2020 belum dibahas
mengenai kehilangan gaya pratarik pada baut sehingga perlu dilakukan studi mengenai dampak
penurunan gaya pratarik pada baut terhadap perilaku sambungan pelat ujung berbaut. Di penelitian
ini, balok disambungkan pada kolom dengan sambungan pelat ujung berbaut tanpa pengaku pada
progam elemen hingga ABAQUS. Pembebanan pada model diberikan dalam bentuk perpindahan
vertikal secara statik dan bertahap sehingga dapat menghasilkan deformasi elastis serta deformasi
plastis pada sambungan. Tahap pemberian gaya pratarik pada model dilakukan dengan memendekan
panjang baut yang akan dipasang sehingga baut akan tertarik dan muncul tegangan pratarik pada
baut. Analisis akan divariasikan untuk sambungan dengan baut tanpa gaya pratarik dan sambungan
dengan baut pratarik 100% dari gaya pratarik minimum serta variasi material elastis selain pelat
ujung dan baut. Dari hasil tinjauan pada model sambungan baut dengan gaya pratarik 100% dan
sambungan baut tanpa pratarik, diperoleh hasil penelitian bahwa pelat ujung yang didesain
berdasarkan SNI 7972-2020 mencapai sendi plastis pada penampang balok. Selain itu, kehilangan
gaya pratarik baut berpengaruh terhadap kapasitas momen pelat ujung, mempercepat kelelehan
sambungan, mempercepat kelelehan pada baut, dan menurunkan kekakuan sambungan. Dengan
mempertimbangkan kehilangan gaya pratarik pada baut dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
desain sambungan sesuai SNI 7972-2020 sudah konservatif dan direkomendasikan untuk digunakan
dalam mendesain sambungan terprakualifikasi.