Abstract:
Kebutuhan kayu sebagai material konstruksi di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya pembangunan, mengakibatkan kebutuhan terhadap balok kayu yang panjang dan
besar menjadi semakin sulit dipenuhi. Sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan jumlah balok
kayu yang panjang dan besar, dibuatlah kayu rekayasa sebagai solusinya. Salah satu rekayasa kayu
untuk membuat bentang lebih panjang dan dimensi lebih besar adalah balok kayu laminasi dengan
sambungan bibir lurus. Dalam penelitian ini, jenis kayu yang digunakan adalah kayu albasia dan
menggunakan perekat PVAc. Pengujian kuat lentur dilakukan dengan menggunakan alat UTM
(Universal Testing Machine). Dari hasil pengujian material, dapat diketahui kayu albasia yang
digunakan memiliki kadar air rata-rata sebesar 15,89%, berat jenis rata-rata sebesar 0,30 gr/cm3,
dan dari hasil pengujian destruktif kuat lentur material dapat diketahui nilai modulus elastisitas
rata-rata sebesar 4261,81 MPa dan nilai kuat lentur rata-rata sebesar 27,52 MPa. Dari hasil
pengujian destruktif kuat lentur benda uji, dapat diperoleh nilai daktilitas rata-rata dari balok kayu
laminasi dengan sambungan bibir lurus yang memiliki variasi panjang potongan kayu sepanjang
360 mm, 450 mm, dan 600 mm berturut-turut adalah sebesar 1,80, 2,23, dan 1,30. Nilai kuat lentur
rata-rata dari balok kayu laminasi dengan sambungan bibir lurus yang memiliki variasi panjang
potongan kayu sepanjang 360 mm, 450 mm, dan 600 mm berturut-turut adalah sebesar 20,82 MPa,
21,64 MPa, dan 23,13 MPa. Nilai faktor koreksi kekakuan rata-rata dari balok kayu laminasi
dengan sambungan bibir lurus yang memiliki variasi panjang potongan kayu sepanjang 360 mm,
450 mm, dan 600 mm berturut-turut adalah sebesar 0,19, 0,21, dan 0,22. Pola keruntuhan pada
benda uji umumnya adalah keruntuhan geser di lem akibat tegangan tarik lentur.