Abstract:
Pandemi covid 19 memiliki dampak yang cukup besar bagi sektor konstruksi, terutama akibat
adanya pembatasan sosial yang ditetapkan oleh pemerintah. Diperlukan adanya kebijakan baru
untuk sektor konstruksi agar dapat berjalan secara adaptif. Situasi pandemi ini dapat mendorong
terjadinya era digitalisasi konstruksi, salah satu contohnya adalah implementasi dari Building
Information Modelling. BIM merupakan sebuah sistem terintegrasi antar pengguna yang
mempermudah koordinasi setiap stakeholder dalam suatu proyek konstruksi. BIM diperuntukkan
untuk bangunan yang tidak sederhana. Studi kasus yang diambil adalah bangunan rumah sakit,
karena komponen struktural pada rumah sakit memiliki persentase yang cukup tinggi. Akibat
spesifikasi bangunan yang tidak sederhana, seringkali ditemui adanya ketidaktelitian dalam
perencanaan anggaran biaya konstruksi. Perencanaan anggaran biaya konstruksi perlu dikerjakan
dengan teliti, terutama pada tahapan perhitungan quantity take off. Ketelitian dalam perhitungan
akan memberikan pengaruh besar pada suatu proyek konstruksi. Penggunaan sistem BIM
merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaktelitian dalam
perhitungan. Pemodelan komponen struktur dengan sistem BIM berpotensi mengurangi rencana
anggaran biaya struktur sebesar 3,864% dibandingkan dengan metode konvensional, dan dari
penghematan tersebut tentunya dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cost overrun pada saat
perencanaan anggaran biaya konstruksi.
