Abstract:
Jakarta merupakan kota metropolitan dengan tanah lempung teguh yang tersebar di seluruh
wilayahnya. Maka dari itu, dibutuhkan data penyelidikan tanah lempung teguh tersebut pada tahap
pra-konstruksi gedung tinggi di Jakarta. Uji pressuremeter merupakan salah satu uji in-situ yang
dikenal sangat bermanfaat karena memiliki jangkauan luas terhadap parameter tanah. Pada intinya,
proses pengujian akan berupa nilai tekanan yang diberikan secara radial kepada membran dan nilai
radius atau volume membran yang berkembang saat diberikan tekanan tertentu. Kemudian kedua
nilai tersebut dapat diolah menjadi beberapa parameter tanah krusial seperti tekanan leleh, tekanan
batas, dan parameter lainnya yang dapat diturunkan juga menjadi parameter geoteknik lainnya
seperti tegangan prakonsolidasi, koefisien tekanan tanah at rest, modulus geser, dan parameter
lainnya. Untuk selanjutnya, nilai tegangan prakonsolidasi dan modulus pressuremeter dapat
diaplikasikan dalam menghitung besarnya penurunan gedung-gedung di Jakarta, yang dimana pada
penelitian ini diaplikasikan nilai modulus pressuremeter tersebut pada sebuah pondasi raft dengan
metode equivalent raft. Pada penelitian ini, ditentukan korelasi empiris antar parameter hasil uji
pressuremeter dengan uji laboratorium seperti uji konsolidasi dan uji Atterberg limits. Hasil
menunjukkan bahwa nilai tegangan prakonsolidasi yang diperoleh dari oedometer sebesar 0,85 dari
nilai tekanan leleh sebagai hasil pengolahan data pressuremeter. Lalu nilai sudut geser dalam yang
diturunkan dari parameter uji pressuremeter juga mengklasifikasikan tanah lempung teguh di
Jakarta sebagai ‘low to high plasticity clays’ melalui korelasi empiris dengan indeks plastisitas pada
grafik Sorensen & Okkels (2013). Selain itu, korelasi empiris juga ditentukan antara nilai seluruh
parameter tanah yang diperoleh uji pressuremeter dengan nilai N-SPT dari uji bor. Sehingga dari
nilai N-SPT, karakteristik tanah lempung teguh di Jakarta dapat ditentukan. Dari hasil analisis, tanah
lempung teguh di Jakarta pada kedalaman 27 hingga 72,5 m merupakan tanah overconsolidated
yang memiliki nilai tegangan prakonsolidasi sebesar 3,98 hingga 57,5 kg/cm2. Selain itu juga dapat
disimpulkan bahwa nilai N-SPT turut meningkat seiring bertambah besarnya nilai seluruh parameter
utama yang dianalisis dari data hasil uji pressuremeter.