Efektivitas light shaft untuk memasukkan pencahayaan alami pada ruang bawah tanah bangunan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Gunawan, Ryani
dc.contributor.author Putri, Diandra Zhafira Alya
dc.date.accessioned 2023-01-16T07:23:15Z
dc.date.available 2023-01-16T07:23:15Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41310
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14186
dc.description 6375 - FTA en_US
dc.description.abstract Pembuatan rubanah merupakan salah satu bentuk pemanfaatan lahan yang efektif dan banyak digunakan di kota-kota padat, namun rubanah memiliki masalah yang bersumber pada 1 hal yaitu tidak adanya pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan. Upaya untuk memasukkan pencahayaan alami ke dalam rubanah salah satunya dengan menggunakan light shaft yang menerus hingga ke dasar rubanah. Light shaft mampu memasukkan pencahayaan alami secara efektif dan tidak membutuhkan ruang yang terlalu besar, namun karena terletak di bawah tanah dan berbentuk lurus, cahaya yang masuk kerap kali tidak terdistribusi dengan sempurna. Aspek kolektor cahaya berperan besar dalam memasukkan pencahayaan alami diantaranya adalah dimensi bukaan dan bidang pantul. Salah satu rubanah yang memiliki fungsi yang fleksibel sebagai ruang pamer dan serbaguna adalah RUBANAH Underground Hub yang berlokasi di Jakarta Pusat. Objek studi ini memiliki 2 lantai rubanah dengan denah persegi panjang yang orientasi sisi panjangnya menghadap ke utara dan selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan dimensi bukaan dan bidang pantul pada light shaft terhadap performa pencahaayan alami. Melalui penelitian ini diharapkan mampu mengetahui variasi light shaft yang mampu memasukkan pencahayaan alami sesuai dengan standar DF dari BREEAM. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan perangkat lunak Archicad dan SketchUp untuk membuat model 3D serta LightStanza untuk menjalankan simulasi pencahayaan alami. Variasi dimensi bukaan yang disimulasikan yaitu dari 0,65 m hingga 2,60 m dengan perubahan setiap 0,65 m sesuai dengan aspect ratio, sementara untuk bidang pantul digunakan bidang pantul dengan kemiringan 430 dan posisi X dan Y yang saling berselang-seling. Diperoleh kesimpulan pada variasi dimensi W bahwa perbesaran dimensi W berbanding lurus dengan ADF, perbesaran dimensi W juga berbanding lurus dengan persentase luas area ADF≥2%, dan perbesaran dimensi W juga berbanding lurus dengan tingkat kemerataan pencahayaan alami. Namun, perbesaran dimensi W berbanding terbalik dengan ΔADF. Sementara semakin besar dimensi W semakin jauh penetrasi cahaya alami namun dapat berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan visual pada area dekat dengan light shaft akibat nilai ADF yang berlebih. Diperoleh kesimpulan juga bahwa keberadaan bidang pantul justru mengurangi nilai ADF, variasi X memiliki nilai ADF terendah untuk lantai B1 dengan ADF, sementara variasi Y memiliki nilai ADF terendah untuk lantai B2. Bidang pantul juga meningkatkan persentase luas area ADF≥2% kecuali pada kelompok variasi B (B-X dan B-Y). Variasi asal, variasi X, dan variasi Y secara berturut-turut mengalami peningkatan ΔADF. Untuk penetrasi cahaya terdapat peningkatan kecuali pada variasi B dimana justru terjadi penurunan penetrasi pencahayaan alami. Sedangkan dengan adanya bidang pantul mampu meningkatkan distribusi cahaya secara signifikan sehingga ruangan mampu memenuhi standar kemerataan 0,3. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Rubanah en_US
dc.subject Pencahayaan Alami en_US
dc.subject Light Shaft en_US
dc.subject Bidang Pantul en_US
dc.title Efektivitas light shaft untuk memasukkan pencahayaan alami pada ruang bawah tanah bangunan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017420163
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0401118203
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account